JAKARTA, KOMPAS -Adanya ketetapan libur yang cukup panjang ditambah adanya pemilihan kepala daerah di berbagai tempat, membuka peluang akan lebih banyak penumpang memilih menggunakan moda transportasi kapal laut. Namun, potensi itu juga tergantung pada pembagian Tunjangan Hari Raya (THR) dari perusahaan.
"Pelni akan bersiap dimulai Hari Kamis (31/5) hingga Sabtu (30/6). Jika THR sudah dibagikan jauh sebelum lebaran, maka pemudik akan memanfaatkan libur panjang ini dengan maksimal. Tetapi kalau THR dibagikannya H-3, maka akan terjadi penumpukan penumpang," kata Direktur Usaha Angkutan Penumpang PT Pelni (Persero) OM. Sodikin di atas KM Gunung Dempo, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (17/5/2018).
Selain itu Sodikin juga mengatakan, harus diantisipasi arus balik pemudik yang molor akibat menunggu pilkada serentak tanggal 27 Mei 2018. "Kalau pemudik memegang KTP dari daerah yang kebetulan menyelenggarakan pilkada, tentu akan banyak pemudik yang menunda kepulangannya," kata Sodikin.
Dengan adanya potensi arus mudik dan arus balik yang lebih panjang, maka Pelni menyiapkan 26 kapal armadanya dan mengatur jadwal yang lebih banyak untuk pengangkutan penumpang. "Kami bersiap apabila ada lonjakan penumpang maka jadwal kedatangan kapal akan ditambah," ujar Sodikin.
Dia juga mengatakan telah memberitahu jadwal kedatangan kapal itu ke kantong-kantong pemudik agar pemudik bisa mengatur jadwal keberangkatannya. "Kantong pemudik yang terbanyak misalnya dari Tarakan-Nunukan-NTT, atau Jayapura-Bau bau-Makassar, Medan-Batam dan lainnya," ujar Sodikin.
Sementara Direktur Armada PT. Pelni (Persero) Tukul Harsono menjelaskan Pelni telah menyiapkan 26 armada untuk melayani angkutan lebaran 1439 H, tahun 2018. Kapal akan singgah di 91 pelabuhan, melayani 1.100 ruas, menempuh jarak 98.329 mile dengan kapasitas 53.763 penumpang per hari. "Jumlah penumpang ini sudah termasuk dispensasi saat terjadi lonjakan penumpang," kata Tukul.
Selain menyiapkan 26 armada dengan trayek Nusantara, Pelni juga menyiapkan 47 armada kapal perintis untuk melayani pemudik ke 305 pelabuhan, 4.620 ruas dari pulau-pulau besar ke pulau terpencil dan terluar.
Pelni melakukan rerouting ke ruas-ruas padat penumpang, diantaranya untuk wilayah barat Batam-Belawan, Kumai-Semarang, Sampit-Semarang, Kumai-Surabaya, Sampit-Surabaya dan Balikpapan-Surabaya. "Kami tidak menambah armada namun menambah frekuensi pada ruas padat penumpang dengan mererouting kapal," terang Tukul.
Mengenai tren jumlah pemudik, Sodikin mengatakan dalam lima tahun terakhir, tren pemudik menurun. Tahun 2012 tercatat 815.392 orang, tahun 2013 menjadi 708.272 orang. Tahun 2014 tercatat 763.916 orang, tahun 2015 menjadi 693.793, tahun 2016 tercatat 586.322 orang dan tahun 2017 menjadi 573.944 orang. "Penumpang angkutan lebaran hampir setiap tahun cenderung turun," ujar Sodikin.
Dari 91 pelabuhan tercatat ada 10 pelabuhan dengan embarkasi tertinggi pertama Cabang Makasar 50.989 pelanggan, Surabaya 36. 555 pelanggan, Balikpapan 34.448 pelanggan, Baubau 28.731 pelanggan, Ambon 25. 846 pelanggan, Pulau Batam 24.830 pelanggan, Sorong 24.534, Kumai 21.236 pelanggan, Jayapura 20.357 pelanggan dan Manokwari 18.722 pelanggan.
Pelni membagi tiga klaster pelayanan, wilayah barat terdiri Tanjung Priok, Tanjung Pandan, Pontianak, Batam, Tanjung Pinang, Tanjung Balai Karimun, Belawan, Pulau Natuna, Semarang, Surabaya, Sampit, dan Kumai. Wilayah tengah terdiri Makasar, Baubau, Balikpapan, Nunukan, Tarakan, Pare-pare, Bima, Labuan Bajo, Lewoleba dan Kupang. Untuk wilayah timur, Ambon, Banda Neira, Namlea, Ternate, Tual, Sorong, Manokwari, Biak, Serui, Nabire dan Jayapura.
Komposisi penumpang wilayah barat 39 persen, wilayah tengah 43 persen, dan wilayah timur 19 persen.