JAKARTA, KOMPAS – Standard Chartered Bank Indonesia mencatatkan laba bersih Rp 341 miliar pada triwulan I-2018 atau melonjak 214 persen dalam setahun. Pertumbuhan laba itu ditopang peningkatan pendapatan bunga bersih dan terjaganya fundamen ekonomi Indonesia.
CEO Standard Chartered Bank Indonesia Rino Donosepoetro mengatakan, perbaikan kinerja yang signifikan pada awal tahun adalah hasil transformasi strategi yang dilakukan perbankan sejak tahun lalu.
“Kinerja kami juga ditopang oleh penguatan fundamental ekonomi nasional yang mempermudah kami dalam memperkuat jaringan internasional bank,” ujar Rino di Gedung Standard Chartered Jakarta, Senin (14/5/2018).
Pertumbuhan juga ditopang pendapatan bunga bersih yang meningkat 9 persen. Sumber dominan dari pendapatan bunga bersih berasal dari produk Transaction Banking yang mengalami pertumbuhan sebesar 32 persen dan bisnis Wealth Management yang tumbuh sebesar 16 persen sepanjang triwulan I-2018.
Beban operasional Standard Chartered Indonesia turun hingga 6 persen sebagai dampak dari strategi perseroan dalam implementasi smart spending terkait efisiensi biaya perbankan. Hal tersebut, lanjut Rino, menunjukkan hasil nyata dari usaha efisiensi yang dilakukan.
“Penting sekali bagi kita untuk tetap menjaga kondisi ini, dan terus melestarikan budaya efisiensi pembiayaan tanpa sedikitpun mengurangi kualitas pelayanan terhadap nasabah,” ujarnya.
Pelaksanaan strategi sejak awal tahun ini, menurut Rino, menghasilkan perbaikan signifikan dari kinerja keuangan Standard Chartered Indonesia tahun lalu. Tahun lalu merupakan tahun transformasi bagi perbankan di mana jajaran direksi memformulasikan strategi baru untuk lima tahun mendatang.
Chef Financial Officer Standard Chartered Indonesia Anwar Harsono mengatakan rasio profitabilitas bank pada triwulan I-2018 tumbuh dengan perolehan return on asets (ROA) sebesar 3,16 persen serta return on equity (ROE) sebesar 16, 35 persen.
Pertumbuhan rasio profitabilitas tersebut adalah imbas dari rasio kredit bermasalah yang turun menjadi 3,9 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar 5,8 persen. Sementara rasio kecukupan modal (CAR) bank tetap terjaga di kisaran level 19,5 persen.
“Fokus bank dalam tahun ini adalah mendorong pertumbuhan portofolio melalui nasabah subsidiary global dan partisipasi dalam proyek pemerintah dan BUMN, diiringi fokus terhadap transaksi perbankan,” kata Anwar.
Sepanjang triwulan I-2018, Standard Chartered Indonesia telah menyalurkan kredit hingga Rp 24,38 triliun, tumbuh tipis 1 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 24,03 triliun. “Kami akan tetap focus terhadap layanan nasabah prima dan segmen menengah ke atas untuk lini bisnis retail banking,” ujar Anwar.