SURABAYA, KOMPAS - Untuk meningkatkan pelayanan dan menciptakan pelabuhan yang teratur, bersih, nyaman serta efisien, PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau Pelindo 3, berencana untuk mengakuisisi beberapa perusahaan di lingkungan pelabuhan. Anggaran sebesar Rp 2,4 triliun sudah dialokasikan untuk akuisisi beberapa perusahaan di tahun ini.
"Belanja modal kami tahun ini sebanyak Rp 12 triliun. Sebanyak 20 persen dari belanja modal itu kami gunakan untuk akuisisi, sisanya 40 persen untuk peningkatan infrastruktur pelabuhan, lalu 40 persen lagi untuk pembelian dan perawatan alat," kata Direktur Utama Pelindo 3 Ari Askhara Danadiputra di Surabaya, Rabu (9/5/2018).
Dijelaskan Ari, dana untuk akuisisi saham itu sebagian diperoleh dari obligasi global sebesar 500 juta dollar AS yang diterbitkan awal Mei ini. Obligasi ini memiliki tenor lima tahun dengan besaran kupon sebesar 4,5 persen. "Obligasi global ini mendapatkan respon permintaan hingga dua kali, tanpa kami melakukan roadshow ke luar negeri. Investor dunia sudah mengetahui dan mempercayai kinerja kami dan bisnis pelabuhan yang terus tumbuh," ujar dia.
Semua perusahaan yang akan diakuisisi adalah terminal untuk kepentingan sendiri (TUKS) yang berada di wilayah pelabuhan milik Pelindo 3. "Akuisisi ini akan menguntungkan semua pihak karena terminal itu bisa dikelola untuk umum dengan standar yang sama dan pemiliknya bisa fokus pada bisnisnya sendiri," ujar Ari.
TUKS yang akan diakuisisi antara lain milik PT Sriboga Flour Mills, PT Muria Sumba Manis, PT Indonesia Bulk Terminal, dan PT Gresik Jasatama. Akuisisi ini dilakukan juga karena Kementerian Perhubungan sudah mengeluarkan peraturan bahwa pengelola terminal haruslah badan usaha pelabuhan (BUP). Sementara pemilik TUKS tidak mempunyai izin sebagai BUP.
Direktur Teknik dan IT Pelindo 3 Husein Latief mengatakan, dengan mengakuisisi terminal-terminal ini maka Pelindo 3 bisa mengatur terminal sehingga tampak bersih, teratur, dan tidak semerawut. Dia mencontohkan TUKS batubara yang dikelola Gresik Jasatama kondisinya semerawut karena batubara memang cenderung kotor.
"Dulu terminal khusus batubara itu seharusnya dikelola oleh Pelindo 3. Tetapi karena batubara tidak boleh dicampur dengan kegiatan pelabuhan yang lain, maka terminal itu dibuat di Gresik. Lalu pengelolaannya diserahkan ke pihak lain. Sekarang, kami tertarik untuk mengambilalih lagi karena bisnis batubara cukup baik perkembangannya. Apalagi di Jawa Timur banyak pabrik yang menggunakan batubara dalam proses industrinya," kata Husein.
Dia menjelaskan, semula Pelindo 3 hanya akan membeli 60 persen saham Gresik Jasatama. Namun setelah pembicaraan ulang, disepakati pembelian sahamnya mencapai 90 persen. "Saat ini sedang divaluasi harga sahamnya. Waktu masih 60 persen, valuasi saham yang ditetapkan sekitar Rp 300-an miliar," ujar dia.
Sementara itu Direktur Operasional dan Teknik PT Berlian Jasa Terminal Indonesia (BJTI) Port, anak usaha Pelindo 3, Warsilan mengatakan, terminal Jambrut yang dikelola BJTI telah memiliki delapan anak usaha yang menghasilkan. "Terminal Jambrut yang hanya mempunyai panjang dermaga 1.620 meter, mempunyai produktivitas yang sangat tinggi, yakni 1,1 juta teu per tahun. Dari sini kami bisa mempunyai anak usaha yang cukup menghasilkan," kata Warsilan.
BJTI adalah pengelola Terminal Jambrut, terminal peti kemas untuk domestik. Sedangkan untuk ekspor impor dilayani di Terminal Petikemas Surabaya. Kedelapan anak usaha BJTI itu adalah Java Integrated Industrial and Port Estate, PT Pelindo Properti Indonesia, PT BIMA yang membuat dan merawat peralatan, PT Pelindo Citra Nutrisi yang menyediakan katering di lingkungan pelabuhan, PT Berlian Manyar Sejahtera yang bergerak di bidang jasa pengeluaran barang (forwarder), dan Terminal Curah Semarang, PT Terminal Nilam Utara, dan PT Energy Manyar Sejahtera.
VP Corporate Communication Pelindo 3 Lia Indi Agustiana mengatakan Pelindo 3 mencatatkan pertumbuhan yang sangat baik. Tahun 2017, tidak ada cabang, anak usaha, cucu usaha, dan afiliasi yang mengalami kerugian. Pada triwulan pertama (Q1) 2018, arus peti kemas Pelindo 3 naik 4 persen menjadi 1.244.294 teu, dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 1.199.184 teu. Di periode yang sama, Pelindo 3 membukukan pendapatan usaha Rp 2,31 triliun atau naik 16,67 persen dibanding tahun sebelumnya Rp 1,98 triliun (yoy). Untuk laba usaha tahun berjalan pada Q1 2018, Pelindo 3 membukukan laba sebesar Rp 912,7 miliar, mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan dibanding tahun sebelumnya Rp 665 miliar .