Menjaga Asa Pembuat Film Dokumenter Indonesia
JAKARTA, KOMPAS - Membuat film dokumenter harus diakui sangat sulit karena membutuhkan keahlian khusus, waktu yang lama, dan juga dana yang besar. Namun jauh lebih sulit lagi mendapatkan media untuk mendistribusikan film yang sudah dibuat dengan bersusah payah tersebut. Bahkan, banyak talenta yang akhirnya tidak meneruskan karirnya, dan cerita-cerita yang penting untuk dibagi meniadi tidak terceritakan.
Namun dengan kehadiran program If/Then yang diinisiasi Tribeca Film Institute, suatu institusi film utama Amerika yang didirikan aktor Robert De Niro, masalah yang dihadapi pembuat konten akan menemukan jalan keluar. Program If/Then diadakan untuk mendukung para pembuat film dokumenter pendek sehingga karya mereka dapat dinikmati penonton dunia.
Lewat lembaga Bekraf, dan bekerja sama dengan In-Docs dan Film Institute, program If/Then hadir di Indonesia untuk mendukung film dokumenter lokal dan Asia Tenggara agar mendapatkan mentorship, pendanaan dan distribusi global. Sebagai tuan rumah, kisah-kisah dari Indonesia dapat menginsiprasi manusia dan mengubah dunia. Setelah terhubung pada platform yang tepat, akan banyak kisah penting dapat didokumentasi dalam sebuah film untuk menyentuh hidup orang banyak.
Film dari Indonesia
Sebanyak 17 film dokumenter pendek dari lima negara Asia Tenggara, termasuk di antaranya sembilan film dari Indonesia terpilih untuk mengikuti Story Development Workshop dari program If/Then di Asia Tenggara. Para pembuat film mendapatkan pelatihan dari mentor mentor internasional di Jakarta sejak tanggal 4 Mei 2018, hingga hari ini, Minggu (6/5/2018).
Dari 17 proyek film yang masuk babak semi finalis, tujuh hingga 10 film akan berkompetisi untuk maju ke babak final di Bali, di mana mereka akan bersaing mendapatkan pendanaan dan dukungan distribusi internasional. Mereka akan melalui proses pengembangan cerita, dan mengikuti workshop tambahan di Bali pada tanggal 2-5 Agustus 2018.
Di akhir program If/then, empat film dari Asia Tenggara akan memenangkan hibah dana sebesar masing-masing Rp 100 juta rupiah. Selain empat pemenang hibah dana, satu film akan memenangkan hibah produksi dari Al Jazeera, yang sekaligus mendapatkan kesempatan untuk ditayangkan di channel Al Jazeera.
Kelima pemenang program ini juga akan mendapat dukungan mentorship dan distribusi dari Tribeca. Film-film pemenang akan dipromosikan ke partner-partner distribusi Tribeca Film Institute, seperti POV, The Guardian, The New York Times, Netflix, ITVs, ITunes, Vimeo dan banyak lagi yang lain.
Proyek-proyek film dokumenter lf/Then mengangkat berbagai kisah yang mengajak kita menjadi masyarakat yang lebih berwawasan, peduli, punya nurani. Dengan dukungan program If/Then, para pembuat film yang ingin cerita-cerita ini mendapat perhatian lebih akan mampu bercerita dengan lebih menarik. Mereka akan mendapatkan pendanaan untuk merealisasikan cerita mereka dengan kualitas internasional, dan akan terhubung dengan platform-platform distribusi dari seluruh dunia yang merupakan mitra Tribeca Film Institute. Sementara di Indonesia, In-Docs akan menjadi katalis distribusi dalam negeri, sehingga cerita-cerita ini mendapat penonton yang luas di Indonesia.
Direktur If/Then dari Tribeca Film Institute Mridu Chandra mengatakan, keinginan Tribeca bekerja sama para penggerak ekonomi kreatif di Indonesia ini dilandasi rasa hormat yang mendalam atas melimpahnya kisah-kisah menyentuh yang belum terceritakan dari kawasan ini. Program If/Then di luar Amerika hanya ada di dua kawasan, yaitu Eropa Timur dan Asia Tenggara. Ini merupakan bukti ada kebutuhan kolektif dan kapasitas kawasan untuk menciptakan dan mempromosikan cerita-ceritanya.
Bekraf sebagai penggerak ekonomi kreatif Indonesia menjadi tuan rumah program ini karena sesuai dengan misi Bekraf untuk memberdayakan pelaku ekonomi kreatif di Indonesia. "If/Then adalah platform unik yang memadukan mentorship pendanaan, dan distribusi untuk film dokumenter pendek. Misi mereka amat sejalan dengan harapan Bekraf mendukung karya-karya pembuat film Indonesia mencapai global," ujar Ricky Joseph Pesik, Wakil Kepala Bekraf.
Direktur Program in-Docs, Amelia Hapsari, mengatakan, film-film dokumenter lf/Then akan mendapat dukungan dana, dan selama satu tahun dipromosikan oleh Tribeca agar dapat terdistribusikan di festival, televisi, sinema, dan platform-platform digital mitra Tribeca. Selain itu, satu film akan diproduksi dan didistribusikan oleh Al-Jazeera. Ini adalah kesempatan yang amat langka bagi film film dari Asia Tenggara," tambah Amelia Hapsari.
Platform Digital
Film dokumenter pendek merupakan format yang sangat berpotensi. Dengan maraknya platform digital, format ini memiliki potensi distribusi yang lebih luas daripada film panjang yang lebih mengandalkan sinema. Format ini juga sangat cocok untuk talenta-talenta muda dalam mengasah kemampuan mereka sambi mengetes penerimaan pasar untuk karya-karya mereka.
Sayangnya, film dokumenter pendek jarang mendatangkan penghasilan yang berkelanjutan, karena kebanyakan platform hanya memberi sedikit insentif finansial bagi pembuat konten dalam format ini, bahkan kadang tidak menyediakan imbalan apapun.
Karena itu, banyak talenta yang akhirnya tidak meneruskan karirnya, dan cerita-cerita yang penting untuk dibagi meniadi tidak terceritakan.
Tantangan inilah yang berusaha diatasi dengan dicetuskannya program If/Then oleh Tribeca Film Institute. Program If/Then mengkurasi proyek-proyek film berdasarkan kualitas pembuatnya, urgens isunya, dan kemampuannya untuk menyentuh penonton yang beragam dari seluruh dunia.
Untuk distribusi pemenang program If/Then, Tribeca mengutamakan platform yang berbayar, sehingga pembuat film dapat memperoleh pemasukan yang bisa diinvestasikan ke film mereka berikutnya. Melalui program ini, para pembuat film dapat melihat bagaimana strategi distribusi dibuat, bagaimana menegosiasikan hak mereka, dan bagaimana merawat hubungan dengan para pembuat keputusan di industri film.
Selain program If/Then, Tribeca Film Institute juga menginisiasi Tribeca International program Film Festival yang sedang berlangsung di New York, berbagai macam pendanaan film, workshop, dan banyak aktivitas yang mendorong perubahan di Amerika Serikat.
Al Jazeera sebagai jaringan berita dan dokumenter internasional menyambut baik program If/Then Asia Tenggara. Al Jazeera bermitra dengan program ini untuk memproduksi salah satu dokumenter terpilih untuk masuk ke channel-nya yang berjangkauan seluruh dunia.
British Council juga memberikan dukungan kepada satu filmmaker terpilih If/Then dari Indonesia untuk menghadiri Sheffield Fest, festival film dokumenter terbesar di Inggris.
In-Docs adalah organisasi nirlaba yang berkomitmen membangun ekosistem film dokumenter yang membuat cerita-cerita inspiratif dapat menciptakan dampak di masyarakat.
Di tahun 2017, In-Docs menyelenggarakan program good Pitch yang menghubungkan empat film dokumenter terbaik Asia Tenggara dengan mitra-mitra strategis yang dapat membantu film-film tersebut mencapai dampak.
In-Docs yang juga merupakan partner Bekraf dalam menyelenggarakan Docs By The Sea, yang juga akan terselenggara tahun ini di Bali. Docs By Sea menghubungkan 30 film dokumenter Asia Tenggara dengan para pemangku kepentingan terpenting di industri internasional.
Salah satu kemitraan strategis yang tercipta oleh program Docs By The Sea adalah hadirnya program lf/Then di Asia Tenggara.