JAKARTA, KOMPAS--Proses lelang untuk konsorsium pengumpul pembayaran tol secara elektronik diupayakan dapat dilaksanakan tahun ini. Pemerintah tidak hanya mensyaratkan teknologi yang murah, namun juga menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia.
“Masih bisa tahun ini, karena sekarang masih persiapan tender,” kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Jumat (4/5/2018), di Jakarta.
Setelah penerapan transaksi secara nontunai di seluruh ruas jalan tol, pemerintah akan melanjutkan transaksi dengan mekanisme arus kendaraan tanpa berhenti untuk beberapa lajur atau multi lane free flow. Saat ini transaksi masih dilakukan dengan menempelkan uang elektronik ke mesin pembaca.
Nantinya, dengan sistem baru, transaksi dilakukan tanpa menghentikan kendaraan.
Untuk itu, diperlukan badan usaha yang mengumpulkan transaksi secara elektronik dan menyediakan teknologinya.
Basuki menambahkan, tender tersebut untuk mencari badan usaha penyedia teknologi transaksi tanpa henti. Dia menegaskan, kriteria pokok yang dicari pemerintah adalah teknologinya murah. Dengan demikian, beban pengguna jalan tol tidak besar. “Murah dan akurasinya tepat,” kata Basuki.
Secara terpisah, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna mengatakan, badan usaha atau konsorsium tidak hanya menyediakan teknologi transaksi nirsentuh bagi pengguna tol maupun badan usaha jalan tol. Selain itu, badan usaha tersebut juga mesti bekerja sama dengan perbankan dalam pengumpulan transaksinya.
“Ilustrasinya, di jalan tol saat ini ada beberapa bank dengan uang elektroniknya masing-masing. Nanti multi lane free flow tidak pakai kartu lagi. Tetapi sistem di belakangnya akan melalui gerbang pembayaran nasional,” kata Herry.
Menurut Herry, saat ini pihaknya masih menyiapkan proses lelang. Sesuai jadwal, lelang akan dilakukan tahun ini sehingga badan usaha bisa terpilih tahun ini. Dengan demikian, jika rencana awal penerapan multi lane free flow atau MLFF pada Desember tahun ini, kemungkinan besar akan mundur menjadi semester I-2019.
Lelang yang akan dilakukan, lanjut Herry, untuk memilih teknologi tidak hanya bagi pengguna, tetapi juga sistem yang mau diterapkan. Agar MLFF dapat dijalankan, juga diperlukan registrasi nomor kendaraan.
“Sama seperti nomor telepon genggam, hari ini kan sudah harus registrasi. Maka untuk MLFF harus demikian, kalau mau pakai harus registrasi,” ujar Herry.
Saat ini terdapat beberapa jenis teknologi transaksi nirsentuh yang sudah digunakan di negara-negara lain. Teknologi tersebut antara lain berbasis gelombang radio, gelombang pendek, maupun satelit.
Menurut Herry, faktor biaya menjadi salah satu faktor penting dalam proses lelang, baik biaya teknologi maupun investasi secara keseluruhan. Pada intinya, beban pengguna mesti sekecil mungkin. Itu berarti investasi yang dikeluarkan tidak besar sehingga nantinya biaya yang dikeluarkan pengguna jalan tol juga rendah. “Perhitungan kebutuhan investasinya masih bergerak, tergantung sistemnya,” ujar Herry.