DUBAI, KOMPAS--Tahun ini Indonesia memimpin Federasi Real Estat Internasional atau FIABCI Asia Pasifik. Indonesia, bersama negara-negara Asia Pasifik, ingin membawa FIABCI untuk turut serta menuntaskan berbagai persoalan urban, khususnya di negara-negara berkembang.
Upaya itu antara lain dilakukan melalui program penyediaan perumahan yang terjangkau bagi masyarakat berpendapatan di bawah penghasilan rumah tangga rata-rata.
Ketua Umum Perusahaan Real Estat Indonesia yang juga Presiden FIABCI Indonesia Soelaeman Soemawinata dilantik sebagai Presiden FIABCI se-Asia Pasifik periode 2018-2019 di Dubai, Uni Emirat Arab, pada akhir pekan lalu.
FIABCI meliputi 65 negara, 100 asosiasi profesional, 65 institusi akademik, dan 3.000 anggota dari semua profesi di sektor real estat. Aktivitasnya antara lain membangun jaringan global, pengembangan bisnis internasional, pendidikan, dan advokasi di industri real estate dunia.
Tahun ini, Kongres FIABCI Dunia ke-69 digelar di Dubai, Uni Emirate Arab, pada 28 April-2 Mei. Tema utama yang diangkat adalah Happy Cities. Tema itu akan diwujudkan dalam empat pilar utama, yaitu perencanaan, tata kelola dan kebijakan, keterlibatan warga, serta pasar baru dan hubungan intrinsiknya dengan asosiasi real estat.
Wujud konkret
Soelaeman mengatakan, program sejuta rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah di Indonesia merupakan wujud konkret pelaksanaan program FIABCI. Oleh karena itu, Indonesia akan membawa program sejuta rumah itu menjadi percontohan dan diterapkan pada tidak hanya di kawasan Asia Pasifik, namun juga di dunia.
Program itu merangkum konsep kebijakan pemerintah, skema pembiayaan, peran swasta, dan keberpihakan terhadap masyarakat berpenghasilan rendah.
"Di negara-negara anggota FIABCI, baru Indonesia yang menerapkan kerja sama pemerintah dengan swasta dalam penyediaan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah," kata dia.
Menurut catatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), perkembangan program Sejuta Rumah untuk triwulan I-2018 sudah mencapai 27,5 persen dari target. Sampai dengan pertengahan April 2018, sebanyak 266.000 unit rumah sudah terbangun.
Tahun lalu, realisasi program sejuta rumah sebanyak 904.758 unit. Dari jumlah itu, sebanyak 697.770 unit di antaranya untuk masyarakat berpenghasilan rendah, sedangkan 224.988 unit bagi masyarakat yang bukan berpenghasilan rendah.
Investasi
Dalam kesempatan itu, FIABCI Indonesia juga akan memanfaatkan jaringan real estat dunia untuk mendatangkan investasi properti di Indonesia, baik untuk sektor pariwisata, industri, maupun sektor-sektor lain. Caranya, dengan menggelar Forum Bisnis dan Investasi.
FIABCI juga mempromosikan Indonesia sebagai tuan rumah Kongres FIABCI se-Asia Pasifik yang akan digelar di Bali, 7-8 Desember 2018.
Sementara itu, Presiden FIABCI Farook Mahmood mengatakan, visi FIABCI mencerminkan keberagaman anggota FIABCI yang berasal dari berbagai negara. Visi tersebut adalah melayani kemanusiaan dan komunitas.
Persoalan terkait urbanisasi dan penyediaan rumah yang terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah perlu diselesaikan. FIABCI berupaya menjawab tantangan itu dengan sejumlah program, terutama laboratorium penelitian urban dan membangun rumah yang terjangkau masyarakat berpenghasilan rendah.
"Kami berusaha membangun jaringan bisnis dunia melalui teknologi informasi dan media massa. Profesional muda juga kami libatkan untuk menjawab tantangan pertumbuhan masyarakat urban," kata Farook.
Berdasarkan data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 2014, sebanyak 54 persen masyarakat dunia tinggal di kota. Jumlah ini diperkirakan meningkat menjadi 66 persen pada 2050. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada 2015 hampir separuh penduduk Indonesia tinggal di kota, yang meningkat menjadi 67 persen pada 2035.