Untuk mencapai target program sejuta rumah, pembangunan rumah susun juga terus dikebut. Tahun ini, pemerintah menetapkan target pembangunan 13.405 unit rumah susun. Sebagian dialokasikan untuk kalangan warga lanjut usia.
JAKARTA, KOMPAS - Tahun ini, pemerintah berencana membangun 13.405 unit rumah susun. Hingga saat ini, proses lelang telah mencapai sekitar 90 persen dan akan selesai akhir April. Salah satu rumah susun yang dijajaki untuk dibangun ke depan adalah rumah susun bagi warga lanjut usia.
”Sekarang sekitar 90 persen sudah dilelang. Agak terlambat karena ada peraturan baru sehingga lelang baru mulai Februari. Lelang selesai April minggu ini,” kata Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Khalawi saat peresmian rumah susun (rusun) bagi warga lanjut usia (lansia) yang dikelola Yayasan Karya Bhakti Ria Pembangunan, Selasa (24/4/2018), di Cibubur, Jakarta.
Tahun ini, pemerintah berencana membangun 13.405 unit rusun atau sekitar 130 menara dengan anggaran sekitar Rp 4 triliun. Tahun lalu, pembangunan rusun terealisasi 13.253 unit. Meskipun proses lelang rusun masih dilakukan, sebagian sudah mulai konstruksi.
Demikian pula untuk program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) atau bedah rumah akan dimulai pada Mei mendatang. Tahun ini, ditargetkan 180.000 unit rumah dapat dibantu program BSPS.
Salah satu rusun yang dibangun pemerintah adalah rusun bagi lansia. Rusun berkapasitas 90 unit tersebut dibangun tahun lalu dengan biaya Rp 16,1 miliar. Rusun yang akan dikelola Yayasan Karya Bhakti Ria Pembangunan itu menjadi rusun bagi lansia pertama di Indonesia. Berbeda dari rusun pada umumnya, rusun bagi lansia itu dilengkapi lift serta tangga naik yang ramah bagi pengguna kursi roda.
Ketua Pembina Yayasan Karya Bhakti Ria Pembangunan Haryono Suyono mengatakan, rusun bagi lansia menggantikan gedung lama yang telah rusak. Dengan dibangunnya rusun baru, terdapat beberapa kegiatan yang bisa dilakukan di sana selain sebagai tempat menetap para lansia.
Program sejuta rumah
Rusun itu bisa menjadi tempat sosialisasi antara para lansia dari tempat lain, menjadi lokasi pelatihan bagi mahasiswa serta melatih para pengurus lansia. ”Jadi, hidup itu belum berakhir setelah pensiun. Di sini bisa dibuat berbagai kegiatan,” kata Haryono.
Menurut Khalawi, untuk mendorong program sejuta rumah, pihaknya terus menyosialisasikan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2016 tentang Pembangunan Perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah.
Khalawi mengatakan, sudah ada pemerintah daerah yang telah mengadopsi PP No 64/2016 ke dalam peraturan daerahnya. Ke depan, agar lebih intensif, pihaknya akan membentuk satuan tugas (satgas) yang akan memantau pelaksanaan PP No 64/2016 di daerah. Fokusnya adalah mengawasi agar subsidi dari pemerintah untuk rumah subsidi benar-benar tepat sasaran.
Satgas tersebut akan melibatkan unsur asosiasi pengembang dan akademisi. Pemantauan itu dilakukan paralel dengan proses registrasi pengembang yang membangun rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Proses registrasi itu kini sedang berjalan.
”Supaya jangan ada lagi izin mendirikan bangunan (IMB) yang tidak benar, misalnya di daerah banjir, kan, kami banyak menerima pengaduan,” ujar Khalawi. (NAD)