Industri Komik Lokal Mulai Berguyub dalam Asosiasi
Oleh
CAECILIA MEDIANA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Industri komik lokal mulai berguyub dalam Asosiasi Komik Seluruh Indonesia setelah terjadi kenaikan signifikan jumlah judul komik lokal dari 67 judul pada 2012 menjadi 1.000 lebih judul saat memasuki 2018.
Ketua Umum Asosiasi Komik Seluruh Indonesia (AKSI) Faza Ibnu Ubaidillah, Selasa (24/4/2018), di Fairgrounds Building, SCBD Sudirman, Jakarta Selatan, mengatakan, AKSI dirintis sejak Februari 2018 untuk menjembatani kebutuhan industri dan regulator pada jangka panjang.
AKSI sekarang beranggotakan 10 perusahaan yang berlatar belakang pengelola hak kekayaan intelektual cerita dan karakter komik. Sepuluh perusahaan yang dimaksud antara lain Bumilangit, Pionicon, Octopus Garden, Infia, FranKKomik, Ciayo Comics, re:ON, Kosmik, dan Padma Pusaka Nusantara.
Deklarasi pengesahan AKSI berlangsung pada waktu bersamaan. Pada saat deklarasi, hadir Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf.
Faza mengatakan, sejauh ini keanggotaan AKSI baru dibuka untuk perusahaan, belum komikus individual. Namun, dalam pengembangannya, AKSI akan membuka anggota bagi komikus individual.
Jumlah pembaca komik lokal sekarang berkisar 13 juta. Masyarakat Indonesia kini semakin dimudahkan mengakses dan membaca komik lokal melalui platform digital, seperti Facebook dan Line Webtoon.
”Harus diakui, platform digital seperti itu memudahkan komikus berkarya dan mendistribusikan karyanya. Komikus juga mudah menggaet fans. Jangkauan pasar karyanya pun meluas sampai luar negeri,” tutur Faza.
Menurut dia, kesukaran pelaku industri komik lokal saat ini adalah mengembangkan nilai tambah. Pemerintah perlu berperan dan terlibat.
Triawan Munaf menceritakan, komik lokal banyak dilirik investor asing. Keberadaan AKSI diharapkan memudahkan investor asing masuk dan berkolaborasi dengan perusahaan komik lokal.