JAKARTA, KOMPAS — Persentase kepemilikan lokal di pasar modal syariah kini mencapai 55 persen. Ketahanan pasar modal Indonesia akan lebih terjaga ketika pasar modal didominasi pemilik lokal.
Direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Friderica Widyasari Dewi, dalam konferensi pers bertajuk Kerja Sama PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) dengan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), di Jakarta, Jumat (20/4/2018), menyatakan, pasar modal dapat terancam ketika mayoritas dimiliki asing karena mereka dapat menarik ketika kebijakan negara asal mereka berubah.
”Pemilik lokal cenderung tidak keluar sekalipun kebijakan bank sentral Indonesia berubah,” ujar Friderica. Kondisi itu terjadi karena ada kepercayaan pemilik lokal kepada perekonomian bangsa.
Ia menambahkan, pertumbuhan saham syariah membaik. Data dari Bursa Efek Indonesia (IDX) dalam Islamic Stock Exchange tahun 2017 menunjukkan, pangsa pasar saham syariah rata-rata 62 persen terhadap total saham tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Bahkan, jumlah investor saham syariah bertambah 22.676 investor dalam jangka 5 tahun.
Menurut Friderica, peningkatan terjadi karena rerata keuntungan saham syariah mampu bersaing dengan saham konvensional. Rerata keuntungan saham syariah 7,34 persen, sedangkan saham yang tercatat di BEI 8,26 persen.
Keuntungan saham syariah Indonesia dinyatakan cukup bersaing di pasar global. Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) tumbuh kedua tertinggi (54 persen) setelah Dow Jones Islamic Market World (DJIM) dari Bahrain.
Director and Chief of Legal, Risk and Compliance Officer, Ketua Unit Pengelolaan Investasi Syariah PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Justitia Tripurwasani menambahkan, pasar modal syariah masih dapat berkembang.
”Inklusi investasi pasar modal syariah baru 0,01 persen,” ujarnya. Jumlah itu dinilai masih sedikit. Ditambah lagi, kondisi itu diperparah dengan literasi digital pasar modal syariah yang baru 0,02 persen. Padahal, 87 persen persen penduduk Indonesia beragama Islam.
Friderica sebagai Ketua II Pengurus Pusat Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), menyatakan, MES mengadakan program literasi digital mengenai pasar modal syariah untuk memberdayakan ekonomi umat. Program tersebut penting guna meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai manfaat investasi.