Bekraf Bawa Tiga Usaha Rintisan Kuliner ke Singapura
Oleh
Maria Clara Wresti
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Badan Ekonomi Kreatif akan membawa tiga usaha rintisan di bidang kuliner ke pameran Food Hotel Asia 2018 yang akan diselenggarakan di Singapura pada 24-27 April. Diharapkan dengan membawa ketiga usaha rintisan ini ke ajang internasional, hal itu akan membuka pasar mancanegara dan memopulerkan kuliner Indonesia lebih luas lagi.
”Ketiga usaha rintisan yang kami bawa adalah Matchamu, Ladanglima, dan Chilli Bag. Ketiganya merupakan pemenang dari Food Startup Indonesia yang kami gelar tahun lalu. Ada 150 usaha rintisan yang ikut dalam acara itu, dan ketiganya ini yang terbaik,” tutur Direktur Pengembangan Pasar Luar Negeri Deputi Pemasaran Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Bonifacius Pudjianto di Jakarta, Jumat (20/4/2018).
Keikutsertaaan ketiga usaha rintisan di pameran kuliner global ini untuk membuka jejaring di luar negeri. Mereka dipilih karena dianggap sangat menjanjikan dari sudut pandang investor. ”Mereka sudah memenuhi standar keberlangsungan, menguntungkan, dan skalanya bisa diperluas. Sistem yang dibangun memudahkan untuk diduplikasi di tempat lain,” ujar Boni.
Pameran Food Hotel Asia 2018 diperkirakan akan dibanjiri pengunjung yang berasal dari Inggris, Eropa, Timur Tengah, dan Asia. Jumlah pengunjung mencapai 80.000.orang dan diikuti 4.000 peserta dari 68 negara.
Masalah pemasaran
Sementara itu, Deputi Akses Permodalan Bekraf Fadjar Hutomo mengatakan, keikutsertaan di pameran luar negeri ini juga untuk mengatasi pemasaran karena pemasaran menjadi salah satu masalah besar yang selalu dihadapi usaha rintisan.
”Ada dua masalah besar yang dihadapi usaha rintisan, yakni permodalan dan pemasaran. Bahkan keduanya saling terkait. Untuk bisa memasarkan butuh modal, sementara untuk mendapatkan modal, investor memerlukan kepastian berupa pasar yang luas,” ujar Fadjar.
Keikutsertaan dalam pameran ini juga membuka kesempatan untuk bertemu dengan pemodal dari luar negeri. Pertemuan ini tidak selalu terjadi saat pameran, tetapi bisa bertemu di luar acara tersebut. Dengan bertemu investor, usaha rintisan bisa meningkatkan kapasitas dan kapabilitasnya, seperti di bidang pembukuan, higienis, dan juga kemasan.
”Dalam acara Food Startup Indonesia, sudah Rp 7 miliar total modal yang disetorkan investor untuk mendukung usaha rintisan,” kata Fadjar.
Usaha rintisan Matchamu adalah produsen teh hijau yang banyak dibutuhkan masyarakat Jepang. Sementara Ladanglima memproduksi tepung tapioka tanpa gluten.
Adapun Chillibag memproduksi aneka sambal asli Indonesia. Kelebihan sambal Chillibag adalah tidak menggunakan pengawet kimia, tetapi bisa tahan dalam suhu ruang selama satu tahun setelah dibuka. Selain itu, Chillibag juga mempunyai kebun cabai sendiri sehingga menjamin ketersediaan pasokan.
Dalam pameran itu juga akan dipamerkan soto oleh Foodlab Indonesia dari Yogyakarta dan kopi Indonesia oleh Warung Upnormal dari Bandung.