PT PP Properti Targetkan Laba 2018 Sebesar Rp 528 Miliar
Oleh
Maria Clara Wresti
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pengembang properti PT PP Properti Tbk optimistis bakal berhasil membukukan penjualan sebesar Rp 3,8 triliun dengan laba bersih Rp 528 miliar. Optimisme ini muncul karena penjualan pada 2017 menunjukkan kinerja yang bagus, yakni meningkat 21 persen dibandingkan tahun 2016.
Penjualan tahun 2017 tercatat Rp 3,01 triliun, sedangkan penjualan tahun 2016 mencapai Rp 2,49 triliun. ”Kami optimistis tahun 2018 kinerja PT PP Properti akan lebih membaik karena kami menjual dengan sistem bulk kepada beberapa institusi. Pada triwulan I tahun ini, penjualan kami sudah mencapai 20 persen dari target,” kata Direktur Utama PT PP Properti Tbk Taufik Hidayat usai rapat umum pemegang saham di Jakarta, Selasa (17/4/2018).
Dengan sistem bulk, penjualan ditawarkan ke suatu institusi yang akan membeli dalam jumlah banyak. ”Sistem ini membuat kami memiliki arus kas lebih besar di awal sehingga tidak harus mencari pinjaman pada perbankan. Selain itu, PP Properti juga akan mengembangkan hunian terintegrasi moda transportasi massal di lahan PT Kereta Api Indonesia,” kata Taufik.
Tahun 2018, PP Properti akan menyelesaikan sejumlah proyek yang sudah dimulai, yakni Grand Kamala Lagoon, Grand Shamaya, Apartemen Begawan, Grand Dharmahusada Lagoon, Gunung Putri Square, The Ayoma, dan proyek lainnya. ”Tahun ini kami akan menyelesaikan pembangunan tiga mal dan lima hotel,” ujar Taufik.
Sementara itu, Direktur Keuangan PT PP Properti Indaryanto mengatakan, walaupun tidak mencari pinjaman ke perbankan tahun ini, PP Properti akan menerbitkan obligasi Rp 1 triliun. ”Obligasi ini akan kami pakai untuk pembayaran pengadaan lahan yang banyak kami lakukan tahun 2017,” kata Indaryanto.
Per 31 Desember 2017, PT PP Properti berhasil mengumpulkan lahan 297 hektar. Lahan ini meningkat 290,79 persen dibandingkan 31 Desember 2016. Tahun 2015, lahan milik PT PP Properti baru seluas 53 hektar, lalu 2016 naik menjadi 76 hektar, dan 2017 melonjak menjadi 297 hektar. ”Tahun ini kami agak memperlambat kecepatan kami dalam mencari lahan. Tahun ini akan lebih fokus pada peletakan batu pertama,” ujar Indaryanto.
Mengenai penggunaan laba bersih sebesar Rp 444,67 miliar, perseroan akan membagikan dividen sebesar Rp 88 miliar atau 20 persen dari laba bersih. Sementara sebagian besar laba bersih atau 75 persen atau Rp 333,5 miliar akan digunakan sebagai cadangan lain. Untuk pembagian dividen, pemegang saham akan mendapatkan Rp 1,4 per lembar saham.