JAKARTA, KOMPAS – Industri kreatif dapat menjadi andalan pemerintah daerah untuk memicu pertumbuhan ekonomi. Agar menjangkau pasar yang lebih luas, pemerintah mendorong agar industri kecil menengah juga memasarkan produk dalam jaringan dan membuat kemasan yang menarik.
“Perkembangan industri dunia meningkat. Untuk Indonesia, industri kreatif masa depannya menjanjikan. Dalam industri ini ada konten gagasan, seni, inovasi, serta intelektual Di Indonesia, ada beberapa kota yang berkembang industri kreatifnya, salah satunya DI Yogyakarta,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih dalam pameran produk unggulan Kerajinan Jogja Istimewa, di Kompleks Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (17/4/2018).
Badan Pusat Statistik (BPS) DI Yogyakarta mencatat, industri mikro kecil pada triwulan IV-2017 tumbuh 17,28 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Angka pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan nasional sebesar 4,59 persen. Salah satu produk unggulannya adalah pakaian jadi yang ekspornya mencapai 35,78 persen, disusul perabotan rumah tangga sebesar 14,43 persen, dan barang rajutan sebesar 11,58 persen.
Menurut Gati, industri kreatif di DI Yogyakarta tumbuh pesat karena didukung sumber daya manusia yang kreatif. Keberadaan Keraton Yogyakarta yang menjadi pusat budaya di Yogyakarta sangat berpengaruh pada perkembangan industri kreatif di DI Yogyakarta. Banyak jenis kerajinan di DI Yogyakarta yang sudah lama berdiri dan kini produknya diekspor ke berbagai negara, seperti kerajinan logam dan perhiasan.
Agar dikenal pasar yang luas, IKM mesti memasarkan secara daring. Hal itu telah dilakukan banyak IKM di DI Yogyakarta. Terlebih saat ini sudah banyak laman pemasaran yang bisa diakses IKM.
“Ke depan kita tidak akan ngajari lagi IKM untuk pasarkan secara online. Dalam pemasaran online yang penting adalah tampilan yang bagus,” kata Gati.
Saat ini, lanjut Gati, pengemasan produk kerajinan oleh sebagian IKM sudah cukup baik. Agar semakin menarik, pemerintah akan memfasilitasi IKM agar mudah mengakses bahan baku kemasan ke produsen kemasan.
Di sisi lain, menurut Gati, pemerintah tidak akan menambah atau membangun sentra IKM baru yang saat ini jumlahnya sekitar 7.000-an lokasi. Kebanyakan sentra IKM tersebut memproduksi makanan. Pemerintah berencana untuk akan merevitalisasi sentra yang saat ini masih aktif dan berkembang. Fokus revitalisasi tahun ini pada sentra IKM untuk makanan. Revitalisasi akan dilakukan melalui dana alokasi khusus (DAK).
“Jadi yang namanya sentra itu dia (IKM) membangun sendiri, ada 8 sampai 10 IKM berkumpul, punya produksi yang sama, punya mesin yang sama, bahan baku yang sama, baru nanti kita fasilitasi,” kata Gati.
Wakil Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) DI Yogyakarta Gusti Kanjeng Bendara Raden Ayu Paku Alam X mengatakan, pameran yang merupakan kerja sama dengan Kemenperin tersebut menjadi ajang bagi IKM untuk berinteraksi dengan konsumen.
“Pameran ini sebagai media interaksi dengan konsumen untuk mengetahui soal, model, warna, bentuk, dan harga. Untuk mengetahui selera pasar dari waktu ke waktu,” kata GKBRA Paku Alam X.