JAKARTA, KOMPAS - Penyerapan stok garam rakyat hingga saat ini dinilai belum optimal. Sementara itu, musim panen garam diperkirakan akan dimulai bulan Juni 2018.
Ketua Himpunan Masyarakat Petani Garam (HMPG) Jawa Timur Muhammad Hasan, saat dihubungi di Jakarta, Kamis (12/4/2018), mengakui, stok garam rakyat hasil produksi 2017 mulai menipis pada dua bulan menjelang masa panen. Di Jawa Timur, stok garam di tingkat petambak dan pedagang ditaksir hanya sekitar 50.000-70.000 ton.
Akan tetapi, penyerapan stok garam lokal sangat lamban. Hingga saat ini, tercatat hanya dua industri, yakni PT Garam dan PT Susanti Megah, yang telah menyerap garam lokal. Harga garam lokal di tingkat perusahaan berkisar Rp 2.300-Rp 2.500 per kg.
“Perusahaan pengolahan garam yang lain sampai sekarang belum menyerap garam rakyat. importir bisa beralasan terjadi kelangkaan garam, padahal stok tersedia,” kata Hasan.
Hal senada dikemukakan Ketua HMPG Jawa Barat Edi Ruswandi. Di Cirebon dan Indramayu, stok garam hasil produksi 2017 masih sekitar 4.200 ton di pengepul. Garam itu belum terjual karena harga pembelian garam di petani pada tahun lalu cenderung tinggi di kisaran Rp 2.200 per kg, sehingga pengepul merasa rugi jika menjual garam sesuai harga pasar saat ini di kisaran Rp 2.300-Rp 2.500 per kg.
Sebelumnya, sebanyak 10 industri pengolah menandatangani kerja sama dengan 100 petani/kelompok petani untuk penyerapan 1,5 juta ton garam yang diproduksi petambak garam dalam negeri tahun ini. Komitmen itu diwujudkan melalui penandatanganan nota kesepahaman penyerapan garam oleh industri yang difasilitasi Kementerian Perindustrian di Jakarta (Kompas, 5/4/2018).
Perusahaan yang menandatangani kesepakatan itu ialah PT Sumatraco Langgeng Makmur, Susanti Megah, Budiono Madura Bangun Persada, Niaga Garam Cemerlang, Unichem Candi Indonesia, PT Cheetam Garam Indonesia, Saltindo Perkasa, Kusuma Tirta Perkasa, Garindo Sejahtera Abadi, dan Garsindo Anugerah Sejahtera.
Kebutuhan garam nasional tahun 2018, berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian, diperkirakan sekitar 4,5 juta ton. Rinciannya, kebutuhan garam industri sekitar 3,7 juta ton dan konsumsi 800.000 ton.
Edi meminta agar perusahaan produsen garam dapat menyerap stok garam, terutama menjelang masa panen garam agar harga garam rakyat tidak jatuh. Industri perlu merealisasikan nota kerjasama penyerapan garam lokal yang telah dibuat. Dengan demikian, industri tidak sepenuhnya mengandalkan impor untuk mencukupi kebutuhan bahan baku garam industri.
Masa Panen
Hasan menambahkan, produksi garam rakyat tahun ini diprediksi membaik dibandingkan tahun lalu seiring cuaca yang lebih mendukung. Dengan luas lahan garam rakyat sekitar 26.000 ha, pihaknya optimistis produksi garam rakyat tahun ini bisa menembus 2 juta ton atau mencukupi kebutuhan konsumsi dalam negeri.
Di sisi lain, pemerintah dan industri perlu melakukan terobosan agar kelebihan produksi garam lokal dapat diserap lebih optimal oleh industri pengolahan garam, seperti industri aneka pangan. “Impor garam untuk industri harus disesuaikan dengan kebutuhan dan pasokan. Jangan memenuhi seluruh kebutuhan industri dengan impor. Ada yang bisa dipenuhi dengan garam lokal,”ujarnya.
Selain itu, saatnya industri menggulirkan terobosan teknologi ke petambak garam agar dapat meningkatkan mutu garam yang sesuai dengan spesifikasi industri.