Transformasi Pegadaian yang Dinakhodai Sunarso
Bisnis gadai di Indonesia telah merentang waktu dan melalui berbagai rezim. Pada 1 April 2018, PT Pegadaian (Persero) berusia 117 tahun. Dengan bisnis inti yang tetap sama selama lebih dari 100 tahun, PT Pegadaian bersiap melakukan transformasi. Namun, perusahaan yang berubah menjadi perseroan terbatas pada 2012 itu tak akan meninggalkan bisnis intinya di pergadaian.
Proses transformasi itu mulai dijalankan begitu Pegadaian dinakhodai seorang bankir, Soenarso, pada akhir 2017. Untuk mengetahui proses transformasi Pegadaian, Kompas berkesempatan mewawancarai Direktur Utama Pegadaian Sunarso di kantornya di Jakarta. Berikut petikan wawancaranya.
Apa proses transformasi yang sedang berjalan di Pegadaian?
Transformasi meliputi dua area, yakni digital dan cultural mindset. Era sekarang pasti arahnya ke digital. Untuk itu, kultur perusahaan juga akan mengalami penyesuaian ke arah sana. Ini adalah bentuk respons terhadap perkembangan zaman. Saya sendiri yang memutuskan memimpin transformasi ini. Menurut saya, dalam kondisi seperti sekarang, CEO sebuah korporasi harus berani untuk sekaligus menjadi chief transformation officer. Ini terutama dibutuhkan perusahaan yang masih butuh transformasi. CEO harus memegang kendali langsung dalam proses transformasi itu.
Bagaimana proses transformasi itu dilakukan?
Kami menyebutnya 4D, yakni diagnostic, dreaming, design, dan deliver. Proses diagnosis meliputi cara menemukan sebetulnya kami itu siapa dan posisi kami di mana. Dreaming terbagi menjadi dua hal, yakni menjadi most valuable finance company di Indonesia. Ukurannya kinerja keuangan dan nama baik. Sementara desain adalah proses yang sedang kami kerjakan, terutama menyangkut bagaimana mendesain organisasi, proses bisnis, dan model bisnis baru. Terakhir adalah deliver, yakni bagaimana memastikan output-nya. Proses ini membutuhkan dua organisasi di level divisi. Organisasi pertama adalah pusat inovasi atau bisa juga disebut transformation center yang diisi anak-anak muda dalam bentuk skuad, lalu yang kedua adalah project management office.
Proses diagnosis dipilih sebagai proses awal. Apa hasilnya?
Kami ternyata ada di bisnis yang unik. Bisnis pergadaian itu tetap bisa tumbuh, tetapi kalau diminta tumbuh atraktif, tantangannya sangat besar. Bisnis pergadaian itu akan tetap ada karena segmennya ada. Memang, ada banyak tantangan yang datang dari usaha rintisan teknologi finansial, multifinance, dan perbankan. Secara internal, kompetensi kami ada di bisnis gadai. Namun, tetap ada peluang untuk masuk di bisnis non-gadai.
Mengapa harus ada dua mimpi yang perlu diwujudkan dalam proses transformasi?
Pada rapat kerja nasional Pegadaian Desember 2017 lalu, kemudian disusul 12 rapat kerja daerah, saya fokus pada pembahasan soal transformasi. Di semua kesempatan itu, ada dua pertanyaan yang saya ajukan kepada karyawan. Pertama, setelah melihat berbagai peluang, tantangan, kesempatan, dan hambatan, apakah pegadaian perlu melakukan transformasi. Mereka bilang perlu dan butuh transformasi. Pertanyaan berikutnya, dengan pengalaman bahwa transformasi itu sulit dan berisiko gagal, apakah karyawan siap. Mereka juga bilang siap. Dari situ, saya yakin bahwa transformasi harus dilakukan dan ukurannya jelas, yakni menggunakan dua hal. Mimpi sebagai most valuable finance company harus diwujudkan dengan ukuran yang bisa dihitung, yakni kinerja keuangan. Ukurannya adalah terkait keuangan. Mimpi yang kedua ukurannya adalah nama baik. Keduanya harus berjalan bersama.
Proses transformasi juga membutuhkan desain yang lebih tegas. Sudah sampai tahap manakah penyusunan desain itu?
Saat ini sedang dikerjakan. Desain bisa menyangkut masalah organisasi dan bisnis. Di sisi organisasi, bisa menyangkut organisasi pegadaian atau anak usaha. Di sisi bisnis, desain dilakukan pada model dan proses bisnis. Desain organisasi dan bisnis ini bisa jadi juga akan memerlukan penyesuaian cara pandang dan kultur organisasi. Saya berharap proses desain itu selesai April ini.
Bagaimana memastikan proses transformasi itu berhasil sesuai harapan?
Pembentukan dua organisasi di level divisi akan memastikan apakah inisiatif selama proses transformasi berdampak dan memberi hasil atau tidak. Organisasi pertama yang berisi anak-anak muda bekerja secara berkelompok dari multidisiplin. Kelompok ini akan menghasilkan inovasi yang langsung dilaporkan kepada saya.
Karena itu, diperlukan satu organisasi lagi, yakni project management office. Organisasi ini akan mengelola seluruh proyek pegadaian, baik yang berasal dari inovasi di organisasi pusat inovasi, perusahaan anak, maupun proyek yang sudah berjalan selama ini. Jadi, ukuran dan pencapaiannya akan menjadi semakin jelas.
Apa saja tonggak yang ditetapkan dalam proses transformasi ini?
Ada tiga milestone yang kami tetapkan. Pertama, perubahan menjadi lembaga keuangan, bukan lagi perusahaan pegadaian. Kedua, berubah menjadi perusahaan publik yang targetnya sekitar tahun 2020. Ini diperlukan untuk mengukur kekuatan di medan yang sesungguhnya. Dengan aset sekitar Rp 48,7 triliun dan utang hanya Rp 30 triliun serta modal Rp 18 triliun, perusahaan ini masih sangat sehat.
Ukuran-ukuran kinerja keuangan juga sangat baik. Ketiga adalah mengoptimalkan nilai. Itu bisa dilakukan jika nilai perusahaan menurut pasar sudah diketahui setelah saham ditawarkan kepada publik.
Apa strategi yang akan digunakan untuk mencapai itu semua?
Ada lima G (G-5tar). Pertama adalah grow core. Kami tetap akan memperkuat bisnis yang sudah ada, yakni bisnis gadai. Kedua adalah grab new business. Kami akan mengoptimalkan 4.319 gerai yang kami miliki untuk menawarkan produk melalui bisnis yang baru. Selain itu, kami akan optimalkan agen pegadaian yang tahun ini ditargetkan 6.000 unit. Sampai Maret sudah terealisasi 3.496 agen yang umumnya merupakan toko emas, toko barang elektronik, dan toko pertanian.
Ketiga adalah gen-z technology. Kami harus memastikan bahwa semua proses transformasi melibatkan teknologi terbaru. Keempat adalah groom talent. Kami ingin berinvestasi di masa depan dengan menampung sumber daya manusia yang memiliki kualifikasi paling baik. Kelima adalah great culture. Pegadaian sudah berumur 117 tahun. Pengikat utama organisasi ini adalah karena dimiliki negara dan menjalankan fungsi sosial.
Dulu, perusahaan ini didirikan untuk membantu masyarakat bawah yang kesulitan arus kas, tetapi memiliki barang jaminan. Perusahaan ini kemudian hadir untuk menjauhkan mereka dari rentenir. Di internal, mayoritas pegawai adalah orang lama sehingga kohesifitasnya tinggi.