JAKARTA, KOMPAS — Industri perkelapasawitan didorong untuk menjalankan prinsip berkelanjutan. Meningkatnya jumlah permintaan dunia terhadap kelapa sawit dinilai turut menambah risiko yang mungkin terjadi. Untuk itu, diharapkan prinsip keberlanjutan bisa meminimalkan risiko tersebut.
Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) Indonesia Director Tiur Rumondang saat berkunjung ke Redaksi Kompas di Jakarta, Rabu (28/3/2018), menyampaikan, permintaan dunia terhadap minyak sawit diperkirakan meningkat sebanyak 5 persen setiap tahun. Dari perhitungan tersebut, pada 2050 permintaan minyak sawit bisa mencapai 156 juta ton per tahun.
”Meningkatnya permintaan berarti menambah risiko terhadap masyarakat lokal dan hutan tropis akibat pembukaan lahan. Selain itu, berisiko pula mempercepat perubahan iklim karena deforestasi hutan tropis yang berkontribusi 15 persen dari total emisi karbon dunia setiap tahun,” tutur Tiur.
Dalam kunjungan tersebut, hadir pula Outreach and Engagement Manager Indonesia RSPO Dhiny Nedyasari dan Chief Executive Officer Landscape Indonesia Agus P Sari. Kunjungan diterima Redaktur Pelaksana Harian Kompas Mohammad Bakir bersama jajaran redaksi lainnya.
Melihat risiko yang bisa ditimbulkan dari perkembangan industri kelapa sawit, Agus menilai, prinsip keberlanjutan wajib dilakukan oleh semua pelaku industri tersebut. Manfaat yang dihasilkan akan berdampak dalam jangka panjang.
Ia menuturkan, manfaat untuk perusahaan sawit antara lain mengurangi risiko pada pendapatan dan keuntungan, menciptakan harga premium untuk sawit bersertifikat berkelanjutan hingga 7 persen, efisiensi dan produktivitas yang lebih tinggi, serta pemberian subsidi dan insentif melalui CPO Fund dan RSPO.
Selain itu, manfaat untuk lembaga pendanaan untuk perusahaan sawit antara lain optimalisasi risiko dan pendapatan dengan rasio kecukupan modal (CAR), meningkatkan reputasi, serta kesempatan pendanaan yang lebih baik, misalnya dari green bonds.
”Manfaat yang didapat memang lebih untuk jangka panjang, tetapi lebih aman dan minim risiko. Itu sebabnya, prinsip keberlanjutan terus didorong bagi industri kelapa sawit di Indonesia,” ucap Agus.