Pemerintah telah menetapkan target jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia. Untuk mencapai target itu, kolaborasi dengan industri angkutan diperlukan.
JAKARTA, KOMPAS - Konektivitas menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan mendatangkan wisatawan. Karena itu, pemerintah berkolaborasi dengan industri angkutan memperluas jangkauan layanan moda transportasi umum di lokasi wisata.
Di bidang transportasi darat, misalnya, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menandatangani kerja sama pemasaran (co-branding) Visit Wonderful Indonesia 2018 dengan PT Blue Bird Tbk. Implementasinya yaitu 20.000 unit mobil taksi Blue Bird dan 1.000 kendaraan sewa Big Bird dipasang stiker Wonderful Indonesia. Para pengemudinya pun akan dilatih memperkenalkan kekayaan pariwisata lokal kepada turis.
Penandatangan kerja sama dilakukan oleh Ketua II Co-Branding Kemenpar Priyanto Rudito dan Direktur Blue Bird Andre Djokosoetono di Jakarta, Senin (26/3). Menpar Arief Yahya menyaksikan penandatanganan itu.
Andre mengatakan, pihaknya mendukung kebutuhan konektivitas bagi para wisatawan. Blue Bird telah bermitra dengan Traveloka dan Pegipegi.com, agen perjalanan daring, dalam bentuk penyediaan fitur suplai akomodasi transportasi.
Setiap bulan, taksi Blue Bird mengangkut lebih dari 10 juta penumpang di 18 kota. Namun, jumlah wisatawan yang diangkut masih tergolong sedikit. Sementara kendaraan sewa Big Bird telah beroperasi di destinasi populer, antara lain Bandung, Cirebon, dan Yogyakarta.
”Kami mengandalkan platform digital sebagai inovasi perusahaan. Konsumen sekarang sudah terbiasa dengan digital. Layanan transportasi kami sudah bisa diakses di aplikasi Go-Jek, Traveloka, dan Pegipegi.com,” ujarnya.
Visit Wonderful Indonesia 2018 merupakan salah satu program unggulan untuk menyukseskan target kunjungan 17 juta wisatawan mancanegara pada 2018. Program unggulan lainnya adalah 100 kalender acara Wonderful Indonesia.
Dari sisi angkutan udara, sebanyak 25,5 juta kursi penerbangan internasional dibutuhkan untuk mendukung target 17 juta orang wisatawan mancanegara. Suplai kursi yang telah tersedia sebanyak 23,9 juta kursi. Kekurangannya sebesar 1,1 juta kursi.
”Angkasa Pura I dan II sudah menyatakan sanggup mendukung pemenuhan kekurangan kursi itu. Kini, kami berusaha mendekati para maskapai,” kata Arief Yahya.
Konektivitas udara
Operations Director Wings Air Kapten Redi Irawan mengemukakan, Lion Air Group mengoperasikan penerbangan Lion Air, Batik Air, dan Wings Air yang menghubungkan berbagai rute di Indonesia. Lion Air Group di Indonesia juga menyediakan penerbangan internasional ke negara di Asia Tenggara, India, China, Arab Saudi, dan Australia.
Lion Air Group juga mengoperasikan Malindo Air di Malaysia dan Thai Lion Air di Thailand. Keduanya melayani penerbangan ke beberapa kota di Indonesia.
Redi mengatakan, upaya tersebut juga bertujuan mendukung konektivitas para wisatawan yang berkunjung ke Indonesia. Bentuk dukungan lainnya yaitu membuka jalur penerbangan ke kabupaten berskala kecil.
Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia Didien Junaedy berpendapat, pemerintah mendekati disarankan jangan hanya transportasi udara bukan hanya berskala premium, melainkan juga berbiaya rendah. Untuk maskapai penerbangan asing, pemerintah mesti berani mengimbau mereka mengangkut calon wisatawan mancanegara ke Indonesia. Jadi maskapai penerbangan asing bukan sekadar mengangkut turis Indonesia ke luar.