JAKARTA, KOMPAS — Pendanaan kepada perusahaan rintisan bidang teknologi lokal terus berdatangan. Pemerintah berharap porsi dukungan tidak hanya berasal dari investor luar negeri.
Sinar Mas melalui perusahaan modal venturanya, SMDV, bersama East Ventures dan YJ Capital, membentuk EV Growth. EV Growth adalah perusahaan modal ventura yang khusus membidik perusahaan rintisan bidang teknologi pada tahap pertumbuhan (growth stage) Indonesia.
East Ventures adalah perusahaan modal ventura yang khusus berinvestasi di perusahaan rintisan bidang teknologi tahap awal. Lebih dari 300 perusahaan rintisan di Asia dan Amerika Serikat masuk portofolionya. Contoh portofolionya di Indonesia adalah Traveloka dan Tokopedia.
YJ Capital adalah perusahaan modal ventura milik Yahoo Jepang yang didukung Softbank. Sejak berdiri pada Agustus 2012, YJ Capital telah memiliki portofolio di lebih dari 80 perusahaan di Asia dan Amerika Serikat.
Penasihat senior SMDV, Franky O Widjaja, di sela-sela penandatanganan kerja sama pendirian EV Growth, Kamis (22/3) di Jakarta, berpendapat, Indonesia memiliki potensi ekonomi digital yang besar. Apalagi saat ini, pemerintah mendukung perkembangan industri rintisan bidang teknologi.
”Di dalam Sinar Mas, otomatisasi sudah diadopsi. Pengelolaan lahan atau perkebunan memanfaatkan teknologi digital,” ujarnya.
Managing Partner East Ventures Willson Cuaca mengemukakan, ASEAN kini memiliki enam perusahaan rintisan bidang teknologi yang masing-masing memiliki nilai valuasi sampai 1 miliar dollar AS atau usaha rintisan unicorn. Empat di antaranya berasal dari Indonesia, yakni Traveloka, Tokopedia, Gojek, dan Bukalapak. EV Growth menargetkan pengumpulan dana 150 juta dollar AS. Saat ini, ketiga perusahaan modal ventura yang terlibat telah menghimpun 100 juta dollar AS.
Dampak ekonomi
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyebut, nilai investasi asing ke industri teknologi informasi mencapai 4,7 miliar dollar AS. Adapun nilai suntikan ke industri energi berkisar 9 miliar dollar AS.
Sementara itu, Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia menyimpulkan adanya dampak ekonomi bagi para mitra pengemudi ataupun usaha mikro, kecil, dan menengah. Selain menambah pendapatan, akses pasar yang lebih luas dirasakan.
”Pengemudi dapat mengatasi tekanan pengangguran dengan memperluas lapangan kerja, bisa sambilan atau pilihan untuk bekerja,” kata Manajer Penelitian Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Paksi Walandouw dalam paparan tentang hasil survei Dampak Go-Jek terhadap Perekonomian Indonesia, Kamis di Jakarta.