Indonesia Tawarkan Proyek Infrastruktur kepada India
Oleh
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Indonesia menawarkan sejumlah proyek pembangunan infrastruktur kepada India. Penawaran ini dilakukan dalam The 1st Indonesia-India Infrastructure Forum di Jakarta, Senin (19/3).
Acara yang digagas oleh Kedutaan Besar India itu dihadiri Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan sejumlah pengusaha dari India. Para pengusaha India ini bergerak di bidang pelabuhan, tenaga listrik, pelabuhan udara, manajemen sumber daya air, manajemen sistem rumah sakit dan pelayanan kesehatan, serta industri 4.0 dan solusi teknologi informatika.
Menurut Luhut, banyak pengusaha India tertarik berinvestasi ke Indonesia karena melihat upaya pemerintah memangkas prosedur investasi. Mereka melihat upaya yang telah dilakukan Pemerintah Indonesia.
Investor India, misalnya, tertarik untuk berinvestasi pada proyek pembangkit listrik. Mereka memberikan penawaran untuk membangun pembangkit dengan nilai 20-30 persen lebih murah. ”Sekarang kita ingin lihat. Kalau itu betul, kenapa enggak. Jadi, kan, nanti konsumen harganya jadi lebih murah. Tinggal sekarang teknologinya bagaimana,” kata Luhut.
Di sektor transportasi, proyek bandar udara dan penerbangan juga diminati. Investor India berencana membuka penerbangan langsung ke beberapa bandara yang ada di Indonesia.
Budi Karya Sumadi mengatakan, Kementerian Perhubungan membuka pintu selebar-lebarnya bagi investor yang ingin berinvestasi di bidang transportasi. Pengalaman India mengelola pelabuhan, bandara, dan kereta api, menurut Budi Karya, juga telah terbukti cukup baik.
”Saya akan melakukan pertemuan dengan beberapa perusahaan, khususnya perusahaan India yang memiliki pengalaman mengelola bandara dan pelabuhan. Saya tahu ada banyak investor India yang telah berinvestasi di banyak negara dan berjalan baik,” katanya.
Budi Karya menambahkan, ada beberapa bandara yang berpotensi untuk dikerjasamakan. Untuk bandara yang skalanya lumayan besar ada Bandara Internasional Kualanamu dan Bandara Sepinggan, Balikpapan. Namun, di luar itu ada lagi bandara skala menengah, seperti Radin Inten II, Lampung; Juwata, Tarakan; dan Komodo, Labuan Bajo, yang bisa ditawarkan.
Adapun pelabuhan yang siap untuk ditawarkan adalah Kuala Tanjung dan Bitung. Selain itu, ada pelabuhan lain yang skalanya lebih kecil di Indonesia timur.
Kanada
Pemerintah RI juga menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kanada dalam proyek pemberian dukungan iklim usaha dan pengembangan ekonomi lokal. Penguatan ekonomi di tingkat lokal diyakini berpengaruh terhadap perekonomian nasional. ”Setahun ini kami menyiapkan langkah untuk lima tahun ke depan,” kata Direktur Daerah Tertinggal, Transmigrasi, dan Perdesaan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Sumedi Andono Mulyo, Senin (19/3).
Sumedi memaparkan, kerja sama Indonesia dan Kanada dituangkan dalam proyek National Support for Local Investment Climate/National Support for Enhancing Local and Regional Economic Development (NSLIC/NSELRED). Proyek ini ditargetkan untuk memberikan manfaat dari sisi pengembangan komoditas unggulan daerah, investasi, dan perdagangan yang mencakup kegiatan ekspor.
”Salah satu bagian dari kerja sama ini adalah membenahi iklim investasi. Peran investasi besar karena tidak cukup kalau hanya mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah,” ujarnya. (ARN/CAS)