Indonesia, Negara yang Tepat untuk Berbisnis
Indonesia yang memiliki 260 juta penduduk merupakan pasar yang sangat strategis dan salah satu pasar penting di dunia bagi Grup Generali. Perusahaan asuransi global yang berbasis di Italia itu bahkan menilai Indonesia akan mengejutkan dunia, dalam arti yang positif. Untuk itu, Generali tak ingin setengah-setengah menunjukkan komitmennya.
“Kami ingin tumbuh dengan melayani sebanyak mungkin nasabah dengan produk yang semakin bervariasi,” kata CEO Grup Generali, Philippe Donnet, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Philippe mengunjungi Generali Indonesia –yang beroperasi sejak 2009-, yang menurutnya tumbuh baik dan inovatif. Generali Indonesia membukukan pendapatan premi Rp 2,6 triliun pada 2016. Adapun Grup Generali mencatatkan pendapatan premi 70 miliar euro pada 2016, dengan 55 juta nasabah di 60 negara.
Berikut petikan wawancara Kompas dengan Philippe Donnet, yang menyukai masakan Indonesia soto ayam serta mengisi waktu senggangnya dengan berolahraga luar ruang.
Indonesia adalah pasar yang penting dan potensial bagi banyak industri dan perusahaan. Apa harapan dan target Generali serta bagaimana cara mencapainya?
Banyak industri dan perusahaan tertarik pada Indonesia karena semua percaya mengenai potensi besar di Indonesia. Asuransi dan manajemen aset juga memandang bisnis dengan baik di sini, khususnya asuransi, karena penetrasi asuransi di Indonesia masih sangat rendah. Maka, semua perusahaan asuransi memandang potensi asuransi untuk tumbuh di Indonesia masih sangat besar. Target kami, tumbuh lebih cepat dari pesaing kami. Hari ini kami ada di posisi keenam dalam industri asuransi jiwa di Indonesia. Kami ingin ada di posisi lima besar. Saat kami sudah di lima besar, kami ingin di posisi tiga besar. Selanjutnya, kami ingin jadi yang pertama.
Kapan?
Kita lihat. Generali punya sejarah panjang dalam bisnis asuransi, hampir 190 tahun. Salah satu hal penting bagi kami adalah mendiversifikasi bisnis kami di Indonesia. Kami ingin melayani nasabah kami dengan baik. Tentu kami ingin menawarkan produk yang baik bagi nasabah. Jadi, produk kami tidak terbatas pada asuransi jiwa. Kami perlu menawarkan asuransi kesehatan dan aset manajemen. Saya sangat positif memandang ini. Kami yakin bisa lari lebih cepat dari pesaing kami. Sebab, kami lahir sebagai perusahaan internasional. Sementara, pesaing kami lahir sebagai perusahaan lokal atau domestik, kemudian menjadi internasional dengan cara mengakuisisi. Generali sangat berbeda. Sejak lahir sudah sebagai perusahaan internasional. Menjadi perusahaan internasional sudah ada dalam DNA kami.
Asia adalah salah satu prioritas kami. Kami punya prioritas berdasarkan geografis, yaitu Eropa, Amerika Latin (Argentina dan Brasil), dan Asia. Bicara soal Asia, kita tahu, kita tidak bisa ada di mana-mana. Tentu saja, di Asia, Indonesia adalah prioritas utama. Maka, kami akan sangat fokus di Indonesia. Kami akan berinvestasi untuk mendukung pertumbuhan yang kami rencanakan ini, untuk mendukung inisiatif dan inovasi yang dilakukan tim kami di Indonesia.
Teknologi digital berkembang di banyak industri. Apakah Generali akan menggunakan digital untuk mendorong perkembangan?
Di dunia asuransi, memang ada hal yang berbeda, tidak bisa begitu saja berubah dengan digital. Sebab, masih perlu banyak kertas dan dokumen. Kami ingin menyederhanakan ini melalui penggunaan digital. Kami ingin mencoba memikirkan hal lain. Pesaing kami berpikir, digital berarti langsung. Namun, kami tidak berpikir demikian. Kami punya banyak agen, kami harus tahu bagaimana bekerja dengan agen. Kami harus tahu membuat jaringan dengan agen. Kami punya 150.000 agen di seluruh dunia. Kami adalah perusahaan dengan platform utama agen di dunia. Kami berpikir ada kesempata besar bagi agen di masa depan. Namun, kami perlu memodernisasi dan mendigitalkan jaringan distribusi tradisional kami. Digitalisasi akan dilakukan dalam proses antara perusahaan dan distributor, antara perusahaan dan nasabah, serta antara distributor dan nasabah. Kami sedang bekerja untuk hal ini.
Bicara tentang teknologi, di Eropa, Generali adalah pelaku awal dari asuransi terkoneksi. Di mobil ada kotak hitam yang merekam perilaku dan kebiasaan pengemudi. Kami menganalisa data yang datang dari peranti digital, lalu menawarkan produk yang sesuai dengan perilaku tersebut. Misalnya, di Eropa ada lebih dari 1,5 juta mobil dengan kotak hitam semacam ini. Kita bisa menempatkan peranti semacam ini di rumah, digunakan orang, menghubungkan mobil, orang, dan rumah. Kita baca perilaku dan kebiasaan orang-orang, misalnya yang memiliki kebiasaan dan perilaku sehat, maka akan ditawari hal-hal dengan harga yang lebih murah. Ini konsep produk layanan Generali yang bermitra dengan pihak lain. Saat ini ada di Perancis dan Jerman, nantinya akan ke seluruh Eropa.
Seberapa optimistis Generali terhadap pertumbuhan industri asuransi di Indonesia, karena proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini cukup tinggi.
Kami optimistis dengan pertumbuhan ekonomi. Neraca perdagangan positif untuk Asia, termasuk Indonesia. Yang membuat kami lebih optimistis antara lain Indonesia mempunyai banyak hal, seperti agrikultur, komoditas, dan sebagainya. Pertumbuhan ekonomi akan sangat baik.
Tahun ini kegiatan Pemilu di Indonesia dimulai. Ada Pilkada juga. Apakah akan mengganggu bisnis?
Dalam demokrasi, ada Pemilu. Masyarakat akan sangat memerhatikan pemilu, sebab ada ketidakpastian dalam Pemilu. Ini terjadi di semua negara. Beberapa kasus berhasil baik, namun beberapa tidak. Contoh yang hasilnya tidak baik adalah keluarnya Inggris dari Uni Eropa. Di Perancis berhasil baik. Bulan maret ada Pemilu di Italia. Kita sebaiknya tidak mengkhawatirkan Pemilu. Sebab, kalau kita takut, kita jadi tidak percaya demokrasi. Demokrasi bukan sistem yang sempurna, tetapi merupakan yang terbaik.
Contoh produk syariah diluncurkan di Indonesia. Bagaimana dengan di negara lain?
Kalau produk syriah ini berjalan baik di Indonesia, kami akan meluncurkan juga di negara lain. Tapi saya tidak bisa menyampaikan di negara mana.
Apa ukuran untuk dikatakan sukses?
Nasabah membeli produk ini dalam jumlah banyak, maka bisa dikatakan sukses. Kemudian akan diduplikasi di negara-negara lain yang sebagian besar masyarakatnya muslim, di mana kami beroperasi.
Soal bisnis dan Pemilu. Presiden kami beberapa kali menyampaikan, pengusaha sebaiknya jangan hanya melihat dan menunggu. Tapi Generali tidak?
Kami tidak takut dengan Pemilu dan demokrasi. Kami pikir apa yang diinginkan orang-orang di Indonesia, mereka ingin kerja, mendapatkan uang, membelanjakan uang, seperti semua orang di dunia. Kami pikir, di Indonesia justru lebih dari negara-negara lain karena ini adalah negara dengan banyak anak muda. Mereka ingin sekolah, menjaga kesehatan, dan sebagainya. Jadi pemilu adalah memilih untuk hal-hal ini. Jadi untuk pertumbuhan ekonomi, untuk masa depan.
Kompetisi di Indonesia semakin ketat. Banyak perusahaan dari luar negeri datang berinvestasi di Indonesia.
Kompetisi sangat ketat di semua tempat di dunia, tidak hanya di Indonesia. Saya suka kompetisi. Saya pikir kompetisi sangat bagus, sepanjang aturannya sama untuk semua pihak, sehingga baik juga untuk nasabah. Kami tidak khawatir. Kami lahir sebagai perusahaan internasional. Jadi kami tahu bagaimana mengelola bisnis kami jauh dari negara asal kami, Italia. Ada orang-orang Italia di semua negara di dunia, termasuk di Indonesia. Budaya Italia adalah beradaptasi dengan banyak pihak di mana dia berada. Tidak semua orang bisa melakukan itu, jadi kami punya senjata yang bagus untuk memenangi persaingan ini.
Saya suka kompetisi.
Peringkat kemudahan berbisnis di Indonesia menurut Bank Dunia semakin baik, dari 91 menjadi 72. Anda setuju?
Saya pikir ini benar. Kami memulai bisnis di Indonesia 10 tahun lalu, menjadi sukses. Kami berkembang sangat cepat. Di sini aturannya mendukung. Kami melihat perusahaan asuransi bisa melakukan apa, kemudian bersaing. Ada fleksibilitas untuk kami. Jadi ini adalah negara yang tepat untuk berbisnis.