SIDOARJO, KOMPAS — Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Migas Lapindo Brantas Inc siap menambah produksi migas di wilayah Jatim, Bali, dan Nusa Tenggara. Penambahan produksi dilakukan melalui perawatan sumur migas tua atau work over dan penambahan tiga sumur baru di Sidoarjo dan Jombang.
Manager Humas Lapindo Brantas Inc Arief Setyo Widodo mengatakan, ketiga sumur baru itu, menurut rencana, berada di Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Jombang. Harapannya, ketiga sumur baru itu mampu menghasilkan ratusan juta kaki kubik gas per hari.
”Potensi gas di lokasi sumur baru itu besar dan harapannya realisasi produksinya juga besar,” ujar Arief Setyo Widodo, Kamis (8/3).
Perusahaan sudah mengurus perizinan dan tidak ada persoalan untuk sumur pengeboran di Jombang. Sementara di Sidoarjo, menurut rencana, sumur baru berlokasi di Kecamatan Tanggulangin dan Kecamatan Porong. Harapannya pengeboran di Sidoarjo bisa berjalan lancar.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Wilayah Jabanusa Ali Masyhar, Rabu (7/3), di Pendopo Delta Wibawa Sidoarjo, mengatakan, Lapindo berpeluang menggenjot produksi gas di Jabanusa karena menguasai Blok Migas Brantas yang wilayah kerjanya luas, antara lain Kabupaten Jombang, Sidoarjo, dan Pasuruan.
Lapindo memiliki 30 sumur migas di Sidoarjo, tetapi produksinya terus menurun hingga tinggal 3-5 juta kaki kubik per hari pada 2016.
Setelah dilakukan pemeliharaan (work over) terhadap sejumlah sumur migas, produksi gas naik jadi 10-15 juta kaki kubik per hari. Namun, kenaikan produksi itu tidak signifikan sebab cadangan migas di blok Brantas sangat besar.
Ali mengatakan, SKK Migas Jabanusa berkontribusi besar terhadap produksi migas nasional. Sebagai gambaran, produksi minyak dari lapangan Banyuurip, Kabupaten Bojonegoro, tahun lalu mencapai 200.000 barrel per hari (BPH).
Produksi minyak ini mencapai 30 persen dari total produksi nasional 800.000-820.000 barrel per hari. Tahun ini, produksi minyak dari lapangan Banyuurip dioptimal menjadi 210.000-220.000 barrel per hari.
Selain itu, akan ada penambahan produksi minyak dari lapangan Kedung Keris yang berjarak 16 km dari lapangan Banyuurip dengan potensi tambahan produksinya sekitar 6.000 barrel per hari.
Adapun produksi gas di Jatim masih perlu dioptimalkan sebab kontribusinya baru 10-15 persen terhadap produksi nasional.
Lapindo berpeluang besar menambah produksi gas karena memiliki potensi cadangan migas besar di Blok Brantas dan infrastruktur yang andal bahkan terkoneksi dengan industri.
”Hambatannya ada pada masalah nonteknis, yakni konflik sosial dengan masyarakat,” kata Ali Masyhar.
Untuk meminimalisasi hambatan yang bersifat nonteknis, pihaknya berupaya membangun komunikasi dengan pemerintah daerah di tingkat provinsi ataupun kabupaten dan kota sebagai daerah penghasil.