JAKARTA, KOMPAS — Kekuatan konstruksi, desain yang menarik, dan sistem keamanan yang canggih dibutuhkan dalam setiap bangunan. Ketiganya harus terintegrasi agar konstruksi lebih aman, berkualitas, dan ramah lingkungan.
Kebutuhan bahan bangunan dan elemen pendukungnya meningkat seiring dengan pertumbuhan sektor properti di Indonesia. Berdasarkan survei harga properti residensial (SPHRR) yang diterbitkan Bank Indonesia, pada triwulan IV 2017 penjualan rumah tumbuh sebesar 3,05 persen (quarter-to-quarter/qtq).
Tren konsep rumah pintar atau smart home seperti penggunaan CCTV, detektor alarm, sensor gas, dan sistem pengamanan menggunakan pindai jari (finger print) pun semakin diminati. Presiden Asosiasi Industri Sistem Keamanan Indonesia Stefanus Ronald Juanto mengatakan, sistem keamanan yang baik harus saling terintegrasi sehingga dapat mengatasi segala kemungkinan.
“Sebuah sistem keamanan yang baik akan dapat berfungsi ketika berada dalam kondisi darurat,” kata Stefanus seusai konferensi pers Megabuild 2018 di Jakarta, Rabu (7/3). Ia mencontohkan, sistem keamanan yang baik dapat merekam seluruh kejadian di dalam rumah tersebut sehingga apabila terjadi bencana dapat segera diketahui penyebabnya.
Selain mampu merekam, sebuah sistem keamanan yang baik mampu mencegah terjadinya bencana tersebut. Stefanus mengatakan, pencegahan tersebut dapat dilakukan lewat alat kontrol dengan menggunakan teknologi digital.
Sekretaris Umum Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) Jakarta Erwin Princen Sihite mengatakan,untuk mendukung konsep rumah pintar, dibutuhkan teknologi modern. “Pembangunan sebuah proyek dapat semakin mudah dan singkat karena adanya inovasi teknologi, misalnya di bidang konstruksi, yaitu penggunaan beton pra cetak di sejumlah rumah susun,” kata Erwin.
Erwin menuturkan, dalam sebuah proyek pembangunan terdapat tiga pihak yang terlibat, yaitu perencanaan yang dilakukan oleh desainer, pengawas proyek, dan pelaksana yang dikerjakan oleh kontraktor. Ketiganya harus saling bekerja sama sehingga mendapatkan hasil yang memuaskan.
Ia menjelaskan, saat ini kebutuhan informasi terkait teknologi modern sangat penting setelah berkembangnya isu negatif konstruksi pembangunan di Indonesia. Informasi tersebut dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan yang sering dialami kontraktor, salah satunya permintaan waktu pengerjaan yang cepat.
“Pengerjaan proyek pembangunan yang cepat membutuhkan teknologi yang tepat, apabila salah perhitungan maka berakibat fatal,” kata Erwin. Ia juga menyoroti beberapa kecelakaan terkait dengan konstruksi bangunan di Jakarta, seperti robohnya balkon gedung Bursa Efek Indonesia dan apartemen Pakubowono Spring.
Menurut Erwin, robohnya kedua gedung tersebut terjadi karena kesalahan konstruksi. Kecelakaan tersebut terjadi karena salah perhitungan dan penggunaan teknologi yang salah. “Tekanan dari pemilik proyek agar dapat menyelesaikan dengan cepat dan dana yang terbatas seringkali membuat kontraktor tidak memperhitungkan resikonya,” kata Erwin.
Kebutuhan desain
Selain sistem keamanan dan konstruksi, desain yang tepat dibutuhkan untuk menghasilkan bangunan yang nyaman untuk ditempati. Sebuah desain juga dapat menjadi solusi untuk mengatasai beberapa permasalahan, salah satunya keterbatasan lahan.
Presiden Himpunan Desain Interior Indonesia Lea Aviliani Aziz mengatakan, penggunaan warna dan penataan ruang perlu diperhatikan agar sebuah rumah tidak terkesan sempit. “Jangan gunakan warna gelap dan atur properti rumah tangga dengan efisien agar ruangan terlihat lebih luas,” kata Lea.
Lea mengatakan, agar rumah tidak terkesan membosankan dibutuhkan sebuah desain yang sesuai dengan perkembangan zaman. Oleh karena itu, seorang desainer interior harus memahami perkembangan trend yang ada pada saat ini.
Salah satu untuk melihat trend tersebut dapat dilakukan dengan melihat pameran. Hal tersebut bertujuan agar desainer interior dapat mencari tahu tentang perkembangan teknologi, desain, dan material yang dapat diaplikasikan ketika membuat sebuah rancangan.
Menurut Lea, seorang disainer interior tidak dapat hanya mencari referensi melalui internet. Namun, dibutuhkan juga pengalaman melihat langsung bentuk-bentuk desain yang dapat memperkaya gagasan.