SIDOARJO, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Jawa Timur berjanji mengawasi beras impor yang transit di wilayahnya secara maksimal agar tidak terjadi penyimpangan. Pengawasan dilakukan melalui satgas pangan dan instansi yang ada di organisasi perangkat daerah.
Kepala Disperindag Jatim Ardi Prasetiawan, Jumat (2/3), mengatakan, pemerintah akan mengawasi pergerakan beras impor di wilayahnya dengan mengecek secara berkala di gudang penyimpanan. Selain itu, pengawasan juga dilakukan terhadap seluruh beras yang beredar di pasar melalui Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Konsumen.
Total ada lima UPT Perlindungan Konsumen di Jatim, yakni di Kota Surabaya, Kediri, Jember, Malang, dan Bojonegoro. Setiap dua pekan sekali dilakukan pengecekan lapangan dan hasilnya dilaporkan sehingga apabila ada beras impor yang merembes ke pasar akan terdeteksi.
Kepala Bulog Divre Jatim Muhammad Hasyim mengatakan, pemerintah pusat mengimpor 500.000 ton beras untuk cadangan pangan nasional. Sebanyak 45.250 ton beras impor telah tiba di Jatim melalui pelabuhan-pelabuhan yang menjadi pintu masuk. Hingga kini, proses penggudangan atau penyimpanan beras yang tiba di pelabuhan-pelabuhan yang menjadi pintu masuk terus berlangsung dan hampir tuntas.
Sebanyak 45.250 ton beras impor itu rinciannya, 20.000 ton beras dari Thailand masuk melalui Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Sisanya 25.250 ton beras dari Vietnam masuk melalui Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi. Pembongkaran di Pelabuhan Tanjung Perak sudah tuntas, sedangkan di Pelabuhan Tanjungwangi masih tersisa 5.000 ton karena terkendala hujan.
Beras impor tidak untuk didistribusikan di Jatim, tetapi ke daerah Indonesia timur, seperti Papua, NTT, dan Maluku.
Beras impor tidak untuk didistribusikan di Jatim, tetapi ke daerah Indonesia timur, seperti Papua, NTT, dan Maluku. Namun, kapan distribusi dilakukan menunggu perintah dari Kementerian Perdagangan. Selama belum didistribusikan, beras disimpan di gudang Bulog Divre Jatim.
Untuk menjamin tidak ada rembesan beras impor keluar gudang, apalagi ke pasar beras lokal, Satgas Pangan Polda Jatim mengawasi secara ketat. Bahkan, perawatan rutin untuk mencegah serangan hama gudang dan menjaga kualitas beras harus dilakukan dengan sepengetahuan tim satgas pangan.
”Sejauh ini belum ditemukan adanya penyimpangan dalam proses impor di Jatim. Semua proses yang dilalui sudah sesuai prosedur operasi standar,” ujar Kepala Unit III Industri dan Perdagangan Direktorat Kriminal Khusus Polda Jatim Komisaris Ernesto Saiser yang juga anggota tim Satgas Pangan Polda Jatim.
Tim Satgas Pangan Polda Jatim, Kamis (1/3), mendatangi salah satu tempat penyimpanan beras impor di gudang Bulog Divre Jatim di Kecamatan Buduran, Sidoarjo. Di tempat ini tersimpan 20.000 ton beras dari Thailand yang tiba melalui Pelabuhan Tanjung Perak menggunakan kapal MV Zenit.