JAKARTA, KOMPAS - Pemerintah kembali menawarkan kepada masyarakat sukuk ritel seri ke 10. Sukri SR-010 ini bertenor tiga tahun dengan tingkat imbal hasil sebesar 5,9 persen. Pemesanan dapat dilakukan mulai hari ini hingga 16 Maret mendatang. Seperti biasa, minum pemesanan sebesar Rp 5 juta.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Luky Alfirman meyakini, tingkat imbal hasil tersebut menarik.”Kami menentukan imbal hasil dari berbagai pertimbangan, antara lain keadaan di pasar sekunder, juga pembicaraan dengan agen-agen penjual,” kata Luky.
Ada 22 agen penjual yang terdiri atas bank dan perusahaan sekuritas yang dapat menyalurkan sukri ini. Aset yang menjadi dasar dari penerbitan sukuk ijarah ini adalah proyek APBN dan barang milik negara. Imbalan akan dibayarkan pada tanggal 10 setiap bulan.
“Sukri ini dapat menjadi jembatan bagi para investor ritel yang ingin mengetahui produk-produk pasar modal lainnya,” kata Direktur Bursa Efek Indonesia Nicky Hogan. Dalam 9 penerbitan sukri, total didapatkan dana masyarakat sebesar Rp 136,3 triliun dengan jumlah investor sekitar 225.000 orang.
Luky mengatakan Kementerian Keuangan pada tahun ini menargetkan akan menjual sekitar Rp 30 triliun surat berharga negara ritel. Adapun target penerbitan sukuk ritel kali ini masih menantikan tanggapan dari pasar. Risiko eksternal, seperti kenaikan suku bunga Federal Reserve di AS, sudah termasuk dalam perhitungan.
Ada pasarnya
Tingkat imbal hasil yang sebesar 5,9 persen lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat suku bunga deposito yang sebesar 4,9 persen. Adrianus Wagimin, Kepala Sub Divisi Wealt Management BCA Syariah mengatakan, masing-masing nasabah atau investor memiliki preferensi sendiri. Ada nasabah yang memang senang dengan kepastian dan keamanan, sehingga memerluka produk seperti obligasi ritel. Ada pula nasabah yang ingin imbal hasil lebih dan memilih produk lainnya yang lebih berisiko pula.
“Kesempatan pasti ada, minat nasabah memang berbeda-beda” kata Adrianus. BCA Syariah merupakan salah satu agen penjual sukri.
Pemerintah juga sudah menyelesaikan penawaran obligasi hijau (greenbond) yang mendukung proyek-proyek berkesinambungan dan terkait dengan pelestarian alam. “Ada dua tenor yaitu 3 dan 10 tahun, berjumlah 3 miliar dollar AS,” kata Luky. Dia belum menyebutkan berapa imbal hasilnya. Luky hanya menjelaskan obligasi ini kelebihan permintaan hingga lebih dari 2 kali lipat.