Dalam beberapa tahun, pasar otomotif nasional masih berada di angka 1 jutaan unit per tahun. Baru memasuki awal tahun 2018, kompetisi pasar otomotif sudah sangat bergairah. Di tengah kemunculan Wuling sebagai kompetitor baru yang bermain di model multipurpose vehicle, Toyota bersama mitranya, Daihatsu, membetot perhatian pasar dengan kemunculan model sport utility vehicle (SUV) All New Rush dan All New Terios.
Tak berhenti pada SUV, tepat 20 Februari lalu, Toyota kembali menggebrak pasar dengan menghadirkan New Toyota Yaris. Seperti biasa, Toyota dalam beberapa jam seusai peluncuran kembali menggandeng para loyalisnya yang tergabung pada berbagai komunitas otomotif untuk ikut menyaksikan New Yaris ini.
Segmen hatchback mungil ini memang mengincar konsumen kalangan berjiwa muda. Persis, kalangan berjiwa muda itu sesungguhnya juga menjadi salah satu incaran prinsipal otomotif lain, seperti Honda yang mengandalkan produk unggulannya, Honda Jazz.
Direktur Pemasaran dan Layanan Purnajual PT Honda Prospect Motor (HPM) Jonfis Fandy di sela-sela uji kendaraan Honda BR-V di kawasan Kamojang, Garut, Jawa Barat, beberapa pekan sebelumnya, memandang kemunculan kompetitor di segmen hatchback sebagai siklus kompetisi biasa. Apalagi, saat disebutkan Toyota mengeluarkan Toyota Yaris, senyumnya justru mengembang.
”Yang penting menjaga loyalitas konsumen. Model yang yang diterima pasar dalam kondisi pasar sekarang ini memang harus diterima semua agen pemegang merek,” kata Jonfis.
Yang dimaksudkan kondisi pasar adalah angka penjualan mobil yang masih berada di sekitar 1 juta unit. Total penjualan unit tidak terlalu jauh. Selama tiga tahun belakangan ini, market total otomotif secara nasional per tahun pun tidak naik.
Menurut Jonfis, penjualan low MPV terlihat naik karena munculnya Mitsubishi Xpander, tetapi pasar low SUV kelihatannya turun. Mungkin saja, dengan kehadiran Rush dan Terios baru, pasar SUV akan naik sedikit.
Mengomentari munculnya Toyota Yaris baru, Jonfis masih meyakini keunggulan Honda Jazz. Bahkan, Honda memandang produknya masih leading dibandingkan kompetitornya. Penjualan Honda Jazz tercatat tahun 2015 sebesar 17.345 unit, tahun 2016 meningkat menjadi 18.110 unit, dan tahun 2017 tercatat 16.100 unit.
Jonfis menyebutkan keunggulannya berupa desain eksterior ataupun interior, kelengkapan fitur, dan kebolehan dalam sisi efisiensi bahan bakar. Selain itu, harga jualnya kembali pun masih bisa diandalkan konsumen.
”Setiap ada mobil baru, model tentunya pertama kali yang akan dilihat konsumen. Begitu mereka senang melihat, konsumen pun tak segan-segan lagi mempertimbangkan bujet keuangannya untuk segera membeli. Tapi jangan salah, begitu banyak yang memakai di jalanan, model bukanlah sesuatu yang baru lagi,” kata Jonfis.
Karena itulah, kata Jonfis, Honda tetap memprioritaskan beberapa poin yang sangat dekat dengan konsumen. Misalnya, performa mesin yang bagus, irit bahan bakar, running cost rendah, dan nyaman dikendarai, terlebih perjalanan di kala harus menghadapi kemacetan ataupun perjalanan jauh.
Seperti pernah dicatat Kompas, Takeihiro Watanabe, Presiden Direktur PT Honda Prospect Motor, mengatakan, ”Honda Jazz merupakan model penting bagi Honda yang selalu menjadi trendsetter pada setiap generasinya. Hingga kini, model ini sudah dijual di lebih dari 115 negara dengan penjualan lebih dari 4 juta unit di seluruh dunia.”
Sejak pertama kali diperkenalkan di Indonesia, Honda Jazz sudah mengumpulkan penjualan total sebesar 287.240 unit. Mobil ini menjadi sangat populer di kalangan anak muda, ajang balapan, dan komunitas modifikasi otomotif. Model ini diyakini semakin dapat meneruskan popularitas Honda Jazz di Indonesia dan dapat memenuhi ekspektasi konsumen.