JAKARTA, KOMPAS — Badan Pusat Statistik akan menggelar sensus penduduk pada Juni-Juli 2020. Persiapan internal sudah dilakukan sejak tahun lalu.
Tahun ini, sejumlah pemangku kepentingan akan diundang untuk ikut merumuskan berbagai aspek dalam sensus sepuluh tahunan tersebut.
”Sensus penduduk oleh BPS ini vital untuk memastikan perencanaan pembangunan tepat sasaran sehingga keluaran dan hasilnya adalah penduduk yang produktif dan berdaya saing, bukan sekadar penduduk yang tingkat fertilitasnya turun atau semacamnya. Ini lebih pada kualitasnya,” kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang PS Brodjonegoro dalam pidato kunci peresmian awal persiapan Sensus Penduduk 2020, Rabu (14/2), di Jakarta.
Bambang menambahkan, Indonesia memiliki modal kependudukan yang besar. Tidak hanya populasi penduduk yang besar, tetapi Indonesia juga memiliki usia produktif yang besar. Adapun puncak bonus demografi diperkirakan terjadi pada 2034. Saat itu, 60 tenaga kerja produktif mendukung 100 penduduk.
Akan tetapi, lanjut Bambang, tantangan kependudukan Indonesia terutama pada kualitasnya. Hal ini tecermin dari rata-rata kualitas sumber daya manusia Indonesia yang relatif masih rendah, yang terkonfirmasi dari lama sekolah penduduk Indonesia yang masih rendah.
Ketua BPS Suhariyanto dalam sambutannya mengatakan, Sensus Penduduk 2020 bukan hanya tugas BPS. Namun, Sensus Penduduk 2020 juga menjadi milik Indonesia sekaligus dunia.
Suhariyanto menekankan, BPS berkomitmen mempersiapkan sensus itu dengan sebaik-baiknya. Prinsip dasar yang akan dijadikan pedoman adalah sensus harus menghasilkan data akurat, menjadi patokan, dan komprehensif.
Pada Juli 2018, BPS akan mengadakan proyek percontohan mini di tujuh provinsi, yakni Sumatera Utara, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku Utara. Pada 2019, BPS akan menggelar geladi bersih. Lantas, pada 2020, BPS akan menggelar sensus penduduk selama sebulan penuh secara serentak di seluruh Indonesia.
Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Sairi Hasbullah dalam paparannya menyebutkan, Sensus Penduduk 2020 memerlukan 800.000 tenaga pencacah. Dengan tambahan tenaga pengawas dan tenaga lain, total yang terlibat 1 juta orang. (LAS/DD10)