JAKARTA, KOMPAS — Perluasan akses pos dan logistik menjadi fokus utama kinerja PT Pos Indonesia (Persero) sampai akhir 2018. Upaya ini dipandang perlu untuk memenuhi tingginya permintaan pengiriman barang hingga pelosok daerah.
Sejauh ini, Pos Indonesia memiliki lebih dari 4.800 kantor pos. Sejumlah 4.500 di antaranya telah terhubung sistem daring. Jumlah agen pos PosPay mencapai 50.421, juga terdapat 5.523 agen pos kurir. Selain itu, juga ada 24.410 titik pelayanan dalam bentuk kantor pos kecil.
Direktur Informasi dan Teknologi sekaligus Kepala Proyek Sales PT Pos Indonesia (Persero) Charles Sitorus, Selasa (13/2), di Jakarta, berpendapat, akses tersebut dirasa masih kurang. Idealnya, satu desa dilayani oleh satu kantor atau agen pos. Namun, situasi yang terjadi sebaliknya. Ada satu desa yang tidak punya satu kantor atau agen pos.
Berangkat dari permasalahan itu, Pos Indonesia bekerja sama dengan PT Kioson Komersial Indonesia Tbk (Kioson) untuk mengembangkan Kios-Pos. Kioson adalah perusahaan penyedia platform perdagangan daring ke luring (O2O) yang mengintegrasikan pedagang daring dan pelanggan konvensional melalui jaringan kemitraan.
Kios-Pos merupakan program kemitraan yang memungkinkan mitra Kioson menyediakan layanan pos dengan pola Agen Pos. Layanan pos yang dimaksud, antara lain, mencakup penerimaan jasa kurir, jasa keuangan PosPay, dan penjualan meterai. Kios-Pos pun mengintegrasikan sistem pembayaran secara elektronik yang telah dimiliki setiap perusahaan.
Hingga Desember 2017, Kioson mempunyai 30.000 mitra berlatar belakang pemilik UMKM. Mitra ini mengoperasikan platform O2O Kioson yang di dalamnya terdapat aneka jasa pembayaran secara elektronik, penjualan pulsa, dan produk perdagangan daring. Total pelanggannya mencapai lebih dari empat juta orang, terutama berasal dari kota lapis kedua.
Direktur Utama Kioson Jasin Halim mengatakan, penunjukkan mitra Kioson jadi mitra Kios-Pos akan dilakukan bertahap. Kioson dan Pos Indonesia memberlakukan standar khusus bagi mitra Kioson yang menjalankan peran sebagai mitra Kios-Pos.
”Perluasan akses harus dilakukan segera. Idealnya, akses pos dan logistik ada di setiap desa. Dengan adanya Kios-Pos, kami harap upaya memperluas akses jadi lebih mudah,” kata Charles.
Perluasan akses pos dan logistik juga dinilai tepat. Apalagi, permintaan pengantaran barang hasil transaksi perdagangan daring terus meningkat. (MED)