Pertamina Siap Berbagi Risiko
JAKARTA, KOMPAS — PT Pertamina Hulu Energi, anak usaha PT Pertamina (Persero), siap mengelola lima blok minyak dan gas bumi yang habis masa kontraknya tahun ini. PHE akan menggandeng mitra untuk mengelola lima blok tersebut.
Skema bagi hasil berdasar produksi bruto atau gross split akan diberlakukan di blok-blok itu.
Kelima blok tersebut adalah Blok Tuban di Jawa Timur, Blok Ogan Komering JOB dan Blok Offshore South East Sumatera di Sumatera Selatan, serta Blok NSO dan Blok NSB di Sumatera Utara. Lima blok ini adalah bagian dari delapan blok migas yang habis masa kontraknya tahun ini. Adapun pada 2019-2022, ada 15 blok migas yang bakal habis masa kontraknya.
"Kami tidak menafikan mitra. PHE siap bermitra dengan siapa saja untuk mengelola blok-blok tersebut selama hubungannya saling menguntungkan atau saling melengkapi. Cara ini juga untuk berbagi risiko mengelola blok-blok migas," ujar Presiden Direktur PHE Gunung Sardjono Hadi, Selasa (13/2), di Jakarta.
Secara terpisah, pengajar pada Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti Jakarta, Pri Agung Rakhmanto, mengatakan, pada kegiatan usaha hulu migas, berbagi risiko dengan menggandeng mitra adalah hal yang lazim. Menurut dia, perusahaan berskala raksasa pun melakukan cara tersebut.
"Berbagi peran menggandeng perusahaan lain sebagai mitra, berbagi risiko, sekaligus sebagai portofolio bisnis. Itu hal yang wajar," kata Pri Agung.
Cadangan meningkat
Skema gross split pertama kali diberlakukan sejak Januari 2017 untuk Blok Offshore North West Java (ONWJ) yang juga dikelola PHE. Dengan model gross split di Blok ONWJ, bagian negara ditetapkan 47,5 persen dan bagian Pertamina 52,5 persen untuk minyak. Adapun untuk gas bumi, bagian negara 37,5 persen, sedangkan Pertamina 62,5 persen.
Direktur Operasi PHE Abdul Mutalib Masdar menambahkan, tantangan mengelola kelima blok tersebut adalah faktor usia sumur yang tua. Rata-rata usia sumur migas pada kelima blok tersebut lebih dari 20-30 tahun sehingga produktivitasnya menurun signifikan.
Sepanjang 2017, tambahan cadangan minyak PHE sebanyak 118,29 juta barrel atau meningkat dibandingkan 2016 yang sebesar 18,32 juta barrel. Adapun tambahan cadangan gas bumi pada 2017 sebanyak 335,22 miliar standar kaki kubik atau melampaui 2016 yang sebanyak 142,2 miliar standar kaki kubik.
Afif Saifudin, Direktur Pengembangan PHE, mengatakan, pihaknya tahun ini berencana mengebor 10 sumur eksplorasi.
RUPS Pertamina
Dalam rapat umum pemegang saham (RUPS), Selasa sore, Pertamina menambah jabatan Direktur Pemasaran Korporat serta Direktur Logistik, Supply Chain, dan Infrastruktur. Posisi Direktur Gas ditiadakan dan nomenklatur Direktur Pemasaran diubah menjadi Direktur Pemasaran Ritel.
Nicke Widyawati, selaku Direktur Logistik, Supply Chain, dan Infrastruktur, merangkap Direktur Sumber Daya Manusia sampai dengan penetapan direktur definitif. Adapun Muchamad Iskandar, Direktur Pemasaran Ritel, merangkap Direktur Pemasaran Korporat hingga penetapan direktur definitif.
RUPS juga memutuskan memberhentikan dengan hormat Yenni Andayani selaku Direktur Gas.
Komisaris Utama Pertamina Tanri Abeng menyebutkan, perubahan nomenklatur dilakukan agar Pertamina dapat fokus pada pelayanan kepada konsumen. "Selama 60 tahun, pendekatan (Pertamina) pada produk. Namun, karena pasar berubah, fokus pada market," kata Tanri Abeng. (APO/FER)