JAKARTA, KOMPAS — Bioteknologi dipandang dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas pertanian. Rekayasa organisme tersebut mampu menciptakan bibit unggul, varietas tanaman unggul, biopestisida, dan pupuk hayati yang ramah lingkungan.
Dalam lokakarya bertajuk ”Refleksi dan Masa Depan Bioteknologi Pertanian dalam Mendukung Kedaulatan Pangan di Indonesia” yang diselenggarakan di Hotel Mercure, Jakarta Selatan, Senin (29/1), dijelaskan manfaat bioteknologi bagi kehidupan manusia.
Ketua Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetika (KKH-PRG) Agus Pakpahan mengatakan, beberapa produk bioteknologi telah mendapat persetujuan keamanan pangan di Indonesia. ”Baru-baru ini, Komisi Keamanan Hayati Indonesia telah menyetujui dua produk bioteknologi, yaitu tebu tahan kekeringan dan jagung toleran herbisida,” kata Agus.
Kedua produk tersebut menunggu persetujuan untuk rilis komersial agar memenuhi persyaratan untuk dibudidayakan dalam pertanian di Indonesia bagi kepentingan petani.
Di Indonesia, pemerintah masih berhati-hati dalam melepaskan produk tanaman rekayasa genetika. Hal itu dilakukan agar produk yang dihasilkan harus melewati uji keamanan pangan dan hayati. Setelah keluar rekomendasi dari KKH kepada Menteri Pertanian, produk tanaman rekayasa genetika tersebut dapat dilepas kepada masyarakat secara massal. (DD08)