Pasar Saham Ditutup Menguat, Barang Konsumsi Tertinggi
Oleh
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pasar saham pada Kamis (18/1) bergerak di zona hijau sepanjang hari dan ditutup menguat 0,44 persen pada angka 6.472,667 poin.
Jika dibandingkan dengan sektor lain, penguatan tertinggi terjadi di sektor barang-barang konsumsi (consumer goods).
Penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 0,44 persen atau setara dengan 28,149 poin dan diikuti dengan pertumbuhan sektor barang-barang konsumsi sebesar 1,420 persen.
Sementara itu, posisi emiten dengan pertumbuhan tertinggi diraih oleh PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk atau AISA dengan penguatan sebesar 24,49 persen.
Indeks KOMPAS100 juga menguat 0,47 persen atau setara dengan 6,440 poin. Dalam indeks ini, pertumbuhan saham AISA juga menempati posisi pertama, disusul oleh PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk atau RALS (21 persen).
Pertumbuhan sektor barang-barang konsumsi ini merupakan efek dari pergerakan pasar saham yang baik karena adanya ekspektasi terhadap laba korporasi, sesuai laporan keuangan perusahaan.
”Ini merupakan sentimen positif yang berasal dari perusahaan,” kata Direktur Utama Investa Saran Mandiri Hans Kwee saat dihubungi, Kamis.
Dari segi total nilai transaksi, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk atau PGAS masih menempati posisi pertama sejak Rabu (17/1). Saat ini, nilainya berkisar Rp 1,8 triliun.
Namun, sahamnya melemah 6,78 persen dari sebelumnya atau turun 160 poin menjadi 2.200 poin. Pada Rabu, PGAS menempati posisi pertama dan ditutup pada angka 2.360 poin dengan penguatan 25,53 persen dari sebelumnya.
Menurut Hans, pelemahan itu disebabkan saham PGAS memasuki masa profit taking atau pengambilan keuntungan.
”Sentimen terhadap PGAS masih positif karena rencana holding dengan Pertamina Gas mengindikasikan potensi kepastian harga gas dari pemerintah,” ujar Hans.
Posisi kedua dari sisi besarnya transaksi menurut indeks KOMPAS100 ditempati oleh PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk atau TLKM dengan nilai Rp 419 miliar.
PT Bank Central Asia (Tbk) atau BBCA menyusul TLKM dengan nilai transaksi Rp 382 miliar. (DD09)