Realisasi Tidak Sesuai Harapan, Merosot 413.727 Hektar
Oleh
Mukhamad Kurniawan
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Realisasi luas tanam padi pada Oktober-Desember 2017 tidak sesuai harapan.
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian mencatat, realisasi tanam selama kurun itu 4,82 juta hektar (ha), turun 413.727 ha dibandingkan Oktober-Desember 2016 yang mencapai 5,24 juta ha.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Sumarjo Gatot Irianto, saat memberikan pengantar dalam rapat koordinasi gabungan ketahanan pangan dan evaluasi upaya khusus 2017 di kantor Kementerian Pertanian di Ragunan, Jakarta Selatan, Rabu (3/1) menyatakan, ada pergeseran jadwal tanam pada Oktober dan November karena sebagian wilayah kekurangan air. Oleh karena itu, awal tanam mundur ke Desember.
”Tanam di Januari 2018 ini harus maksimal karena utang tanam di Oktober-Desember 2017 lumayan besar. Selain tanam, panen dan serapan gabah juga harus sebanyak-banyaknya, Januari (2018) ini periode kritis. Setelah itu, Februari (2018) akan ada panen dalam jumlah yang sangat besar,” ujarnya.
Sekalipun luas tanam lebih rendah, kementerian pertanian optimistis bahwa produksi padi 2017 mencukupi kebutuhan.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yakin Indonesia mampu memenuhi kebutuhan beras sendiri sehingga ke depan tak perlu impor lagi.
Sebelumnya, Kementerian Pertanian memperkirakan produksi tahun 2017 mencapai 81,3 juta ton gabah kering giling (GKG). Dengan konversi GKG ke beras sebesar 62,74 persen, produksi 81,3 juta ton GKG setara dengan 51 juta ton beras.
Dengan perkiraan konsumsi beras nasional 30-33 juta ton per tahun, surplus pada 2017 secara hitung-hitungan di atas kertas 18-21 juta ton.
Akan tetapi, sejumlah pengamat menilai situasi harga gabah dan beras di lapangan tidak mencerminkan surplus sebesar itu. Dalam beberapa bulan terakhir, harga beras konsisten naik.
Data Kementerian Perdagangan, harga rata-rata beras medium nasional terus naik, dari Rp 10.574 per kilogram (kg) pada Juli 2017 menjadi Rp 10.794 per kg pada November 2017.
Pada Rabu (3/1), rata-rata harga beras medium nasional mencapai Rp 11.137 per kg, jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) medium yang ditetapkan pemerintah Rp 9.450 per kg di wilayah produsen seperti Pulau Jawa.