JAKARTA, KOMPAS — Hingga akhir tahun 2017, Long Term Evolution atau LTE menjadi teknologi akses bergerak yang dominan. Pelanggan LTE diperkirakan telah mencapai 5,5 miliar di seluruh dunia.
Hal itu terangkum dalam Ericsson Mobility Report Triwulan IV-2017 yang disampaikan Vice President of Network Solution Ericsson Indonesia Ronni Nurmal, Senin (18/12), di Jakarta.
LTE diperkirakan masih menjadi teknologi akses bergerak yang dominan sampai sekitar tahun 2023. Dalam laporannya, Ericsson memproyeksikan akan ada lebih dari 85 persen penduduk dunia yang memanfaatkan LTE.
Di Indonesia, pelanggan LTE diperkirakan tumbuh lima kali lipat dari tahun 2017 menuju 2023. Pertumbuhan ini didorong semakin meningkatnya permintaan atas konsumsi data seluler.
Ronni mengatakan, Indonesia adalah negara dengan jumlah tambahan pelanggan seluler tertinggi di dunia. Jumlah tambahan bersih mencapai sekitar tujuh juta pada triwulan III-2017.
Berdasarkan analisis Ericsson terhadap data App Annie, perusahaan aplikasi penyedia data pasar dan industri, Indonesia mengalami pertumbuhan signifikan dalam aktivitas pendistribusian paket data selama 12 bulan terakhir.
Temuan menarik lainnya, kata Ronni, adalah jumlah pelanggan telekomunikasi seluler yang berlangganan paket data 10 gigabita atau lebih tinggi per bulan meningkat.
”Kasus seperti di Indonesia itu juga terjadi di banyak negara. Di Amerika Utara, misalnya, pelanggan telekomunikasi seluler sudah berlangganan paket data 7 gigabita per bulan,” tuturnya.