Salah satu strategi pemerintah untuk menarik investasi, baik asing maupun domestik, adalah membangun kawasan ekonomi khusus atau KEK. Agar KEK diminati investor, infrastruktur yang memadai mutlak diperlukan.
Ketua Himpunan Kawasan Industri Indonesia Sanny Iskandar mengatakan, pihaknya tengah mengembangkan sejumlah KEK yang terletak di daerah yang belum berkembang tetapi memiliki potensi besar untuk maju.
Menurut Sanny, keberadaan KEK akan mendorong berkembangnya industri manufaktur di Indonesia. Saat ini, kontribusi industri manufaktur terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia cukup besar, yakni mencapai 31 persen.
Sanny menambahkan, dibandingkan negara lain, pertumbuhan industri manufaktur Indonesia masih kalah cepat. Pertumbuhan industri manufaktur China, misalnya, mencapai 23,84 persen, sedangkan Indonesia hanya 1,93 persen.
Untuk mendorong masuknya investasi, perizinan investasi juga akan dipermudah, salah satunya dengan membuka sistem pendaftaran terpadu dalam jaringan. Melalui sistem ini, mengurus perizinan menjadi lebih mudah.
Kebutuhan vital yang juga dibutuhkan dalam KEK adalah listrik. Terkait hal ini, Direktur Utama PT PLN Sofyan Basir mengatakan tengah membangun sejumlah pembangkit listrik di kawasan industri. Misalnya pada 2018, PLN menargetkan pembangkit listrik di kawasan industri Deltamas dengan kapasitas 800 megawatt sudah bisa beroperasi.
Menurut Sofyan, rata-rata konsumsi listrik Indonesia seebesar 900 kWh per tahun dengan rasio elektrifikasi nasional mencapai 93,08 persen. (DD09)
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.