SEMARANG, KOMPAS — Konstruksi ruas Jalan Tol Pemalang-Batang di Jawa Tengah sepanjang 39,2 kilometer, yang merupakan bagian dari Tol Trans-Jawa, akan menggunakan metode konsolidasi vakum atau vacuum consolidation method. Metode ini diterapkan untuk mengatasi tantangan berupa tanah lunak yang tebal dengan kandungan air tanah yang tinggi.
”Kami menggunakan teknologi vakum yang serupa di Tol Palembang-Indralaya karena terbukti lebih cepat pengerjaannya. Juga tidak perlu material tanah sebagai beban seperti teknik pre loading sehingga meminimalkan penggunaan alat berat,” ujar Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono ketika meninjau pembangunan ruas Jalan Tol Pemalang-Batang, Minggu (5/11), sebagaimana disampaikan dalam keterangan pers.
Metode vakum diterapkan dengan melakukan pemompaan. Dengan demikian, kadar air dan udara pada butiran tanah berkurang sehingga mempercepat kestabilan tanah. Risiko tanah menjadi ambles pun berkurang. Teknologi ini juga ramah lingkungan karena perbaikan tanah lunak bersifat mekanis, tanpa penggunaan bahan kimia. Untuk itu, kini telah disiapkan 230 mesin pompa.
Basuki meminta agar pemompaan tersebut dapat segera dimulai pada 15 November 2017. Proses vakum bisa dilakukan bersamaan dengan penimbunan badan jalan. Jalan Tol Pemalang-Batang dengan nilai investasi sekitar Rp 6 triliun tersebut ditargetkan rampung dan beroperasi pada akhir 2018. Jalan Tol Pemalang-Batang dikerjakan oleh konsorsium PT Waskita Karya dan PT Sumber Mitra Jaya.
”Ruas ini merupakan titik kritis untuk menghubungkan Tol Trans-Jawa hingga Surabaya. Diharapkan pada arus mudik Lebaran 2018 tidak ada lagi tol darurat. Semua badan jalan sudah jadi dan lebih aman dilalui meskipun belum beroperasi. Saat ini pekerjaan konstruksinya mencapai 50 persen,” katanya.