NUSA DUA, KOMPAS-Pemerintah sangat menyadari peran dan sumbangsih komoditas kelapa sawit bagi perekenomian Indonesia. Itu sebabnya, pemerintah sangat mendukung peningkatan produktivitas perkebunan kelapa sawit. “Karena kelapa sawit adalah komoditas yang paling penting dalam perekonomian Indonesia,” kata Darmin Nasution, Menko Perekonomian saat membuka 13th Indonesian Palm Oil Conference yang mengangkat tema Growth through Productivity: Partnership with Smallholders. Menko Perekonomian mewakili Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang tidak bisa hadir. Acara ini berlangsung sejak Kamis hingga Jumat (3/11).
Bukti dukungan tersebut, menurut Darmin, pada satu dan dua tahun terakhir Presiden aktif membuka pasar kelapa sawit dengan mendatangi berbagai negara yang bukan merupakan pasar tradisional Indonesia. Bahkan, menurutnya, belakangan ini Indonesia sudah mulai mengekspor kelapa sawit ke negara-negara tersebut.
Terkait dengan isu produktivitas dan strategi perdagangan minyak kelapa sawit di tingkat internasional, Darmin mengingatkan kembali perihal masih rendahnya produktivitas perkebunan rakyat. Jika produktivitas perkebunan rakyat dapat ditingkatkan, permasalahan tersebut dapat terselesaikan.
“Oleh karena itu, Presiden telah mulai menjalankan kebijakan peremajaan kelapa sawit,” katanya. Menurutnya, replanting menjadi salah satu jawaban yang bisa ditempuh untuk mengatasi persoalan perkebunan kelapa sawit. Terutama, dalam rangka peningkatan produktivitas dan perkembangan industri kelapa sawit di masa depan.
Model Partnership dan Pentingnya Perkebunan Skala Besar
Pada kesempatan itu Darmin juga menunjukkan optimismenya bahwa pola kemitraan antara perkebunan besar dengan perkebunan rakyat dalam industri kelapa sawit dapat menjadi model yang dapat dicontoh komoditas lain.
“Kita harus bisa membuat kelapa sawit sebagai satu model, bahwa kerja sama antara perkebunan rakyat dan perkebunan besar ternyata sangat penting,” katanya. Upaya membantu perkebunan rakyat, menurutnya, tidak harus dengan mengundang perkebunan besar masuk ke perkebunan rakyat. Melainkan dapat dengan pola kemitraan.
Ia mengakui bahwa Indonesia menghasilkan banyak produk perkebunan. Selain sawit, karet, coklat, kelapa, rempah-rempah. Tetapi, menurutnya, ada satu yang menarik bila dibandingkan antara kelapa sawit dengan perkebunan-perkebunan yang lain. Yaitu, bahwa perkebunan kelapa sawit punya mekanisme yang sudah mulai berjalan untuk menghasilkan bibit baik dan kerja sama (partnership) antara perusahaan besar dan perkebunan rakyat.