CILACAP, KOMPAS — Pertamina Refinery Unit IV Cilacap dan Marketing Operation Region IV melakukan penyaluran perdana produk dexlite yang diolah di Cilacap, Jawa Tengah, pada Selasa (31/10). Produksi dexlite di Cilacap ini diharapkan dapat memperlancar distribusi Dexlite di wilayah Jateng.
”Harapannya dengan produksi di Cilacap tentu kami menyalurkan di marketing bisa lebih cepat dan lancar. Selama ini disuplai dari RU (Refinery Unit) VI Balongan,” kata General Manager Marketing Operation Region IV Ibnu Chouldum, Selasa, di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Sleko, Cilacap.
Ibnu menyampaikan, selama ini suplai Dexlite dikirim dari RU VI Balongan dengan menggunakan kapal tanker ke TBBM Semarang Group (Pengapon) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Jawa Tengah wilayah utara. Adapun wilayah selatan, dexlite disuplai dengan menggunakan mobil tangki dari TBBM Semarang Group (Pengapon) ke TBBM Rewulu. ”Sekarang ini konsumsinya 2.000-2.500 kiloliter per bulan. Harapannya ke depan, kenaikannya bisa 2-3 kali lipat atau 5.000-6.000 kl hingga akhir tahun,” ujarnya.
Menurut Ibnu, jumlah konsumsi dexlite 2.000-2.500 kl per bulan di wilayah Jateng itu masih 2 persen dari konsumsi solar. Untuk meningkatkan jumlah itu, Ibnu mendorong setiap SPBU menyediakan dexlite. Saat ini, kilang Cilacap mampu memproduksi hingga 6.000 kl dexlite per bulan.
Area Manager Communication and Relations PT Pertamina (Persero) Andar Titi Lestari menambahkan, konsumsi dexlite pada 2017 selalu meningkat setiap bulannya. Realisasi konsumsi September mencapai 3.188 kl atau naik 178 persen dibandingkan dengan konsumsi rata-rata normal Januari-Mei, yaitu 1.791 kl.
Sekretaris DPD IV Hiswana Migas (Himpunan Pengusaha Swasta Nasional Minyak dan Gas Bumi) Jateng-DIY Sutarto Murti Utomo mengapresiasi produksi dexlite di Cilacap tersebut sehingga diharapkan penyaluran dexlite semakin efektif dan efisien.
”Ini membantu distribusi dexlite di wilayah selatan Jawa Tengah karena selama ini kalau mengirim bisa sampai malam. Dengan distribusi yang bagus, produk itu ada di outlet-outlet atau di SPBU. Ini akan memancing orang untuk tahu dan menjadi laku,” kata Sutarto.