logo Kompas.id
EkonomiKebun Sawit Rakyat Diremajakan
Iklan

Kebun Sawit Rakyat Diremajakan

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Peremajaan kebun sawit milik rakyat dimulai pekan ini. Untuk setiap hektar lahan sawit disiapkan anggaran Rp 25 juta. Adapun biaya hidup petani sawit selama masa peremajaan disiapkan melalui kredit usaha rakyat. Persiapan peresmian peremajaan kebun sawit rakyat ini merupakan salah satu topik dalam laporan Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution kepada Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (10/10). Menurut rencana, peresmian peremajaan kebun sawit sekaligus pencairan anggaran peremajaan perkebunan sawit milik rakyat dilakukan oleh Presiden Joko Widodo di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Kamis. Peremajaan dilakukan dengan cara menebang pohon yang sudah tua, kemudian menanam bibit yang baru. Alokasi dana Rp 25 juta itu disalurkan melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa Sawit. Kebun sawit rakyat adalah kebun sawit dengan luas maksimal 4 hektar. "Nanti (dana peremajaan kebun sawit) akan kami kombinasikan dengan KUR (kredit usaha rakyat), tetapi untuk biaya hidup, bukan lagi untuk mengembangkan dan sebagainya. Sebab, itu sudah ada dananya dari dana BPDP," tutur Darmin. Selama tiga tahun penanaman pohon baru, petani bisa mengakses KUR untuk memenuhi biaya hidup sehari-hari. Kebutuhan untuk biaya hidup ini, menurut Darmin, tak akan banyak. Sebab, petani masih bisa menanam jagung atau kedelai secara tumpang sari. Adapun bibitnya disiapkan Kementerian Pertanian. Pemerintah juga akan menurunkan suku bunga KUR dari 9 persen menjadi 7 persen pada tahun depan. Setelah Musi Banyuasin, peremajaan kebun sawit milik rakyat akan dilakukan di Sumatera Utara pada akhir November 2017, Riau pada Desember 2017, serta Jambi, Sumatera Selatan, dan Kalimantan pada 2018. Di Musi Banyuasin ada sekitar 4.600 hektar kebun sawit dengan usia pohon lebih dari 25 tahun. Di Keerom, Papua, 60 persen dari 3.600 hektar kebun sawit plasma berumur lebih dari 30 tahun. Di Indonesia terdapat 4,7 juta hektar kebun sawit milik rakyat, yang 800.000 hektar di antaranya mendesak diremajakan. Produktivitas kebun sawit yang terlalu tua hanya 2,8 juta ton minyak sawit (CPO) per hektar per tahun, padahal semestinya bisa mencapai 5,5 ton CPO per hektar per tahun. Secara terpisah, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia Joko Supriyono, Senin, menyatakan, pasar CPO global terus menggeliat seiring cadangan minyak nabati lain di dunia yang menipis. Kondisi itu berpengaruh positif terhadap kinerja ekspor CPO Indonesia."Ekspor minyak kelapa sawit Indonesia naik dari 2,4 juta ton pada Juli menjadi 2,9 juta ton pada Agustus 2017," katanya. Peningkatan ekspor terbesar pada Agustus lalu terjadi untuk pasar China, Banglades, Amerika Serikat, India, dan Uni Eropa. Ekspor dari Indonesia berupa minyak sawit mentah dan produk turunannya. Joko Supriyono menambahkan, harga CPO yang pada Agustus 2017 berkisar 652 dollar AS-695 dollar AS per metrik ton kini menjadi 700 dollar AS per metrik ton. (INA/FER)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000