JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah menggelar operasi pasar beras medium untuk mengatasi kekurangan stok beras medium di Pasar Induk Cipinang, Jakarta. Beras medium tersebut harus sampai ke tangan konsumen dengan harga Rp 8.100 per kilogram.
Operasi pasar (OP) dilakukan bersama Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Perum Bulog, dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Perum Bulog menjadi penyalur utama beras medium dan pendistribusiannya akan dilakukan PT Food Station Tjipinang Jaya (FSTJ) dan pedagang Pasar Induk Cipinang.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Selasa (10/10), di Jakarta, mengatakan, OP beras medium dilakukan untuk menambah pasokan beras medium. Stok beras medium saat ini berkurang karena beras medium diolah menjadi beras premium dan ada indikasi belum dikeluarkan dari gudang-gudang penyimpanan.
”Melalui OP itu, ketersediaan beras medium dengan harga terjangkau bisa diakses masyarakat menengah ke bawah. Harganya diharapkan bisa turun dari sekitar Rp 9.100 per kg menjadi Rp 8.100 per kg,” ujarnya.
Enggartiasto juga meminta agar pedagang yang menyalurkan beras OP itu tidak main-main atau menyalahgunakannya. Bagi yang menjual beras itu lebih tinggi dari harga OP, akan dicabut izin usahanya. Melalui OP, beras medium yang disimpan di gudang-gudang bisa segera dikeluarkan.
Direktur Utama PT FSTJ Arief Prasetyo mengemukakan, pada tahap pertama, Bulog memasok beras medium untuk OP sebanyak 200 ton. Pada tahap berikutnya, PT FSTJ meminta dipasok 4.300 ton per minggu.
”Kami meminta agar Bulog memasok sebanyak 75.000 ton. Namun, nanti kami akan melihat perkembangannya. Jika stok dan harga membaik, kami akan menghentikan permintaan,” ucapnya.
Arief menambahkan, PT FSTJ berharap agar harga beras medium di Pasar Induk Cipinang turun menjadi Rp 8.500 per kg setelah ada OP. Khusus beras medium OP, PT FSTJ akan memastikan beras itu sampai ke tangan konsumen dengan harga Rp 8.100 per kg. Pengawasan penyaluran beras OP akan dilakukan bersama Satuan Tugas Pangan.