Telstra, perusahaan telekomunikasi Australia, belakangan berusaha masuk lebih dalam ke pasar global, termasuk di kawasan Asia. Telstra sudah menginvestasikan jaringan kabel bawah laut sepanjang 400.000 kilometer untuk menunjang layanannya. Di kawasan Asia, Telstra menanamkan investasinya di delapan perusahaan, termasuk di Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia yang sepuluh kali lipat dari penduduk Australia merupakan pasar menarik untuk dirambah.
PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk, melalui PT Metra Digital Investama dan Telstra, dua tahun lalu membentuk Telkomtelstra untuk beroperasi di Indonesia. Telkom memiliki jaringan terluas di Indonesia, sedangkan Telstra memiliki pengalaman dan teknologi. Diharapkan, perpaduan tersebut dapat disinergikan untuk melayani pelanggan di Indonesia.
Berikut ini petikan wawancara Kompas dengan Presiden Direktur Telkomtelstra Erik Meijer di sela-sela acara Telstra Vantage 2017 di Melbourne, Australia, beberapa waktu lalu.
Layanan apa yang disediakan Telkomtelstra di Indonesia?
Kami memberikan solusi pengelolaan jaringan, pengelolaan komputasi awan, aplikasi, multichannel platform juga solusi pusat komputasi awan.
Di antara lini bisnis mengelola jaringan, pengelolaan komputasi awan, dan pengelolaan keamanan siber, mana yang saat ini menjadi bisnis terbesar di Telkomtelstra?
Saat ini yang terbesar adalah bisnis pengelolaan jaringan. Ini produk pertama yang kami luncurkan dua tahun lalu. Namun, saat ini, kami juga melihat bisnis komputasi awan juga membesar. Kami akan meluncurkan layanan baru bulan depan yang memungkinkan perusahaan menerapkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik. Banyak perusahaan yang bertanya tentang aturan komputasi awan menggunakan sarana kami, dapat menggunakan komputasi awal sesuai dengan aturan. Kami juga mengembangkan jasa aplikasi, platform multikanal, juga solusi Wi-Fi navigasi instan karena ada beberapa perusahaan yang sudah mulai menggunakannya untuk merangkul pelanggan. Sebenarnya lini bisnis berkembang bersama-sama. Sekitar 70 persen pendapatan dari bisnis manajemen jaringan.
Perusahaan yang menjadi pelanggan Telkomtelstra bergerak pada bidang apa?
Sangat tergantung dari bidang jasa yang digunakan. Misalnya, untuk pengelolaan jaringan, sebagian besar pelanggan kami adalah perusahaan yang memiliki banyak cabang. Semakin banyak cabang, semakin banyak hal yang harus diurus, semakin pusing. Misalnya, perbankan, perusahaan asuransi, pembiayaan. Sementara untuk pelanggan komputasi awan, sebagian besar adalah perusahaan multinasional. Penggunaan komputasi awan agak sulit diterapkan karena ada PP No 82/2012 yang tidak memperbolehkan data dari Indonesia ditarik ke luar negeri. Layanan komputasi awan yang multikanal ini akan menjadi solusi sehingga perusahaan multinasional dapat memperluas jaringan komputasi awannya. Mereka dapat mengelola komputasi awannya tanpa memerlukan biaya besar. Sementara untuk aplikasi, kebanyakan pelanggan kami adalah perusahaan e-dagang dan perusahaan transportasi.
Apa yang dimaksud dengan mengubah paradigma yang dikampanyekan Telkomtelstra?
Jasa pengelolaan jarigan adalah hal baru di Indonesia. Kami sedang mengampanyekan dan mengajak perusahaan-perusahaan untuk mengalihkan pengelolaan jaringannya kepada kami. Dengan demikian, tim teknologi informasi akan lebih fokus pada bisnis setiap perusahaan, tidak direpotkan dengan pekerjaan pengelolaan jaringan. Kalau jaringan terputus, kami dapat dengan cepat mendeteksi dan melihat masalahnya di mana. Kalau mereka mencari sendiri, belum tentu tahu apa yang menyebabkan jaringan terputus, apakah ada gangguan listirk, kabel terpotong, atau karena belum membayar tagihan. Kalau mengalihkan ke kami, kami sudah terintegrasi dan dapat mendeteksi apa yang terjadi.
Telstra membangun pusat operasi keamanan. Apakah akan mengembangkan di Indonesia? Bagaimana Telkom memanfaatkan kemitraan dengan Telstra di bidang keamanan?
Strategi soal keamanan siber sudah ada. Sebenarnya Telkom sudah memiliki pusat keamanan. Melalui Telkomtelstra, Telkom akan mengembangkan bidang itu. Keamanan bukanlah isu bagi satu operator tertentu. Selalu ada kerja sama antaroperator ketika menemukan bahaya dan ancaman keamanan.
Bagaimana Telkomtelstra memanfaatkan jaringan Telstra dalam hal sumber daya manusia?
Saya bangga, banyak karyawan di Telkomtelstra yang diminta Telstra membantu bekerja di proyek-proyek lain. Bukan hanya di Indonesia, melainkan juga di negara lain. Mereka dipekerjakan Telstra sebagai profesional dari Indonesia. Ini bukti Indonesia dapat mengirim tenaga kerja dengan kemampuan tinggi.