logo Kompas.id
EkonomiData Inflasi Akan Pengaruhi...
Iklan

Data Inflasi Akan Pengaruhi Rupiah

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Data inflasi yang menurut rencana dikeluarkan Badan Pusat Statistik pada Senin (2/10) diperkirakan bisa memengaruhi arah nilai tukar rupiah. Sepanjang pekan lalu, nilai tukar rupiah melemah bersamaan dengan melemahnya mata uang lain terhadap dollar AS. Dalam sepekan, rupiah terdepresiasi 1,25 persen terhadap dollar AS hingga mencapai titik terendah pada tahun ini. Pada akhir perdagangan Jumat (29/9), rupiah di pasar tunai berada pada posisi Rp 13.472 per dollar AS, naik 0,32 persen dari posisi sebelumnya. Menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate yang diterbitkan Bank Indonesia pada Jumat, nilai tukar rupiah tercatat Rp 13.492 per dollar AS, melemah dari posisi sehari sebelumnya Rp 13.464 per dollar AS.Ini merupakan posisi terlemah rupiah sepanjang tahun ini. Padahal, pada Senin (11/9) rupiah berada pada titik terkuat tahun ini, Rp 13.156 per dollar AS. Sepanjang tahun ini, nilai rata-rata kurs rupiah terhadap dollar AS setara Rp 13.331.Pelemahan kurs rupiah terhadap dollar AS lebih banyak dipengaruhi sentimen dan faktor dari luar negeri. Posisi dollar AS menguat terhadap hampir semua mata uang. Penguatan itu terjadi setelah Gubernur Bank Sental AS (The Fed) Janet Yellen memberikan sinyal Fed tetap akan menaikkan suku bunga pada Desember. "Rilis data pada pekan ini bisa membantu rupiah kembali ke tren positif seperti yang dicapai pada pekan kemarin. Rilis inflasi yang diharapkan masih dalam kisaran stabil diharapkan dapat membantu penguatan rupiah," kata analis Binaartha Sekuritas, Reza Priambada, di Jakarta, Minggu.Dampak pada obligasi Tekanan pada nilai tukar rupiah berdampak pada pasar obligasi. Penguatan dollar AS membuat obligasi Pemerintah AS diserbu investor dan mengurangi portofolio di negara berkembang, seperti Indonesia. Analis obligasi Danareksa Sekuritas, Rifki Rizal, dalam risetnya menuturkan, imbal hasil obligasi 10 tahun Pemerintah Indonesia, Korea Selatan, dan Thailand meningkat setidaknya lima basis poin setelah imbal hasil pada obligasi Pemerintah AS dengan tenor yang hampir sama naik. Selisih antara imbal hasil obligasi Pemerintah Indonesia bertenor 10 tahun dan obligasi Pemerintah AS bertenor 10 tahun diperkirakan bergerak pada kisaran 415-425 basis poin. Hal itu menandakan para investor masih menantikan perkembangan.Direktur Surat Utang Negara Kementerian Keuangan Loto Srianita Ginting yakin, perilaku di pasar obligasi itu hanya sementara. "Setelah keluar, para investor akan melakukan penyeimbangan lagi, lalu akan masuk lagi," ujarnya. Sementara itu, penukaran mata uang asing di sejumlah tempat penukaran uang meningkat karena masyarakat ingin mendapatkan keuntungan. Supervisor PT Binavalasindo Dollarasia Sejahtera Utama di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sri Devi Wulandari mengatakan, meski jumlah nasabah pada akhir pekan lebih sedikit dibandingkan dengan hari biasa, para nasabah menukarkan uang dalam jumlah besar. Jumlah penukaran dollar AS ke rupiah di Binavalasindo mencapai 50.000 dollar AS. Wahyu, penukar uang yang ditemui di Ayu Masagung, Jakarta Pusat, menukar dollar AS ke rupiah karena melihat kurs sedang naik. Wahyu menukarkan dollar AS sebanyak 1.000 dollar AS. (JOE/DD18)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000