Jawa Barat Optimalkan Sumber Ekonomi Baru
BANDUNG, KOMPAS — Jawa Barat bisa mengoptimalkan sumber ekonomi baru, yakni pariwisata dan industri agro, untuk menggerakkan ekonomi kawasan selatan Jawa Barat yang selama ini tertinggal.Pada triwulan I-2017, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat tercatat 5,28 persen dan triwulan II sebesar 5,29 persen, di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang selama dua triwulan berturut-turut 5,01 persen. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Wiwiek Sisto Widayat menjelaskan, pertumbuhan Jawa Barat ini melambat dari tahun lalu 5,6 persen. Pelambatan terutama dipengaruhi penurunan sektor industri pengolahan."Kontribusi industri pengolahan Jawa Barat terhadap industri pengolahan nasional sekitar 48-49 persen, jadi pengaruhnya besar. Untuk itu, memang harus ada sumber-sumber ekonomi baru di Jawa Barat untuk mengompensasi penurunan sektor industri pengolahan yang memang sedang lesu," ujar Wiwiek dalam konferensi pers di Bandung, Jawa Barat, Selasa (26/9).Jawa Barat berada di urutan ketiga kontribusi terhadap ekonomi nasional, yakni sebesar 13-13,5 persen, setelah DKI Jakarta dan Jawa Timur. Ketiga provinsi ini berkontribusi 48-50 persen terhadap ekonomi nasional. Selama ini, lapangan usaha Jawa Barat didominasi industri pengolahan, yakni 42-43 persen. Sebagian besar berada di wilayah utara Jawa Barat.Kontribusi industri pengolahan ini disusul oleh perdagangan besar, kecil, dan eceran, yakni sekitar 15 persen, terpusat di kawasan tengah, yaitu Bandung dan sekitarnya.Wilayah selatan Jawa Barat berkontribusi melalui pertanian, perikanan, dan peternakan. Namun, kontribusinya relatif kecil sehingga timbul ketimpangan antara utara dan selatan.Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter dan Asisten Gubernur Bank Indonesia Doddy Budi Waluyo mengatakan, pariwisata dan industri agro bisa didorong untuk pengembangan ekonomi Jawa Barat bagian selatan. Potensi kedua sektor itu sangat besar. (AHA/BKY)