PT INKA Tanda Tangani Kontrak Pengadaan 200 Gerbong Kereta dengan Bangladesh Railway
Oleh
·2 menit baca
KOMPAS/RUNIK SRI ASTUTI
Sejumlah pekerja membuat rangka atap kereta Bandara Soekarno-Hatta di PT Industri Kereta Api, Kota Madiun, Jawa Timur, 8 Februari 2017.
DHAKA, KOMPAS — Misi perdagangan Indonesia di Banglades kembali mencatatkan pencapaian positif. Pada 14 September 2017, PT INKA menandatangani kontrak pengadaan 200 gerbong kereta api tipe MG (Meter Gauge) dengan Bangladesh Railway. Sebelumnya, PT INKA menandatangani kontrak pengadaan 50 gerbong kereta api tipe BG (Broad Gauge).
Penandatanganan dilakukan Direktur Utama R Agus H Purnomo, mewakili PT INKA, sedangkan Bangladesh Railway diwakili Wakil Direktur Jenderal Bangladesh Railway Md Shamsuzzaman. Penandatanganan kontrak itu disaksikan Menteri Perkeretaapian Bangladesh Md Mazibul Hoque dan Duta Besar Republik Indonesia untuk Pemerintah Banglades Rina P Soemarno.
Dalam pernyataan pers yang diterima Kompas, Jumat(15/9), dari KBRI di Dhaka, Menteri Perkeretaapian Banglades menyampaikan apresiasi atas pencapaian dan kinerja PT INKA dalam pengadaan kereta api yang berkualitas di Banglades, sesuai standar internasional. Bagi Bangladesh Railway, PT INKA merupakan mitra tepercaya yang dapat diandalkan dalam memberikan asistensi dan supervisi bagi upaya peningkatan pelayanan transportasi kereta api di Banglades.
Duta Besar RI untuk Banglades menyambut gembira penandatanganan kontrak tersebut yang merefleksikan kedekatan hubungan bilateral Indonesia dan Banglades sebagai sesama negara berkembang yang bersahabat. Indonesia sebagai mitra tepercaya Banglades menawarkan kerja sama jangka panjang dengan Banglades tidak terbatas di bidang perkeretaapian, tetapi juga di sektor strategis lainnya.
Kontrak ini merupakan yang ketiga kalinya bagi PT INKA yang sebelumnya telah memenangi tender internasional di Banglades, dimulai pada tahun 2006, 2015, dan 2017 dengan lebih dari 200 produk coaches dan wagon yang diekspor ke Banglades.
Keberhasilan PT INKA di Banglades ini tidak lepas dari konsistensi dukungan pemerintah melalui program National Interest Account dan Indonesia Eximbank yang memperkuat rencana untuk melakukan ekspansi pasar di luar negeri, terutama ke negara-negara berkembang di Asia Tenggara, Asia Selatan, Asia Tengah, Timur Tengah, dan Afrika.