Dorong Pertumbuhan, Perusahaan Berekspansi
JAKARTA, KOMPAS — Perusahaan farmasi berekspansi untuk mendorong pertumbuhan. PT Kimia Farma Tbk mendorong pertumbuhan non-organik dengan akuisisi, sementara PT Kalbe Farma Tbk manggandeng perusahaan penelitian dan pengembangan. Kimia Farma mengakuisisi pabrik obat dan distributor di Arab Saudi. Untuk mendanai langkah tersebut, Kimia Farma menerbitkan surat utang jangka pendek (MTN) dengan nominal Rp 1 triliun. Penerbitannya terbagi dua, tahap pertama sebesar Rp 400 miliar dan Rp 600 miliar tahap kedua. Tahap pertama dikeluarkan pada pekan ini. Sementara tahap kedua dikeluarkan triwulan I-2018. "Dari jumlah Rp 400 miliar tersebut, dana untuk akuisisi di Arab Saudi sekitar Rp 100 miliar," ujar Direktur Utama Kimia Farma Honesti Basyir di Jakarta, Rabu (13/9).Menurut Honesti, Kimia Farma memutuskan untuk mengakuisisi perusahaan lain karena untuk membangun pabrik, diperlukan waktu dua tahun. Lalu perlu dua tahun lagi untuk mendapatkan izin peredaran obat sehingga dinilai terlalu lama. Kimia Farma akan menguasai 60 persen saham perusahaan farmasi Arab Saudi. Selain itu, Kimia Farma juga mencari potensi lain di beberapa negara Asia. Sisa dari dana hasil emisi MTN akan digunakan untuk modal kerja dan pembiayaan kembali utang dengan bunga lebih tinggi. Adapun bunga MTN bertenor 3 tahun ini sebesar 8,1 persen. Menurut Honesti, tidak tertutup kemungkinan tahun depan Kimia Farma akan menerbitkan surat utang lagi.Perusahaan patunganSementara itu, Kalbe Farma menggandeng perusahaan penelitian dan pengembangan obat biologi dari Korea Selatan, Genexine Inc. Kedua pihak sepakat mendirikan perusahaan patungan PT Kalbe Genexine Biologics (KGBio). Dalam keterangan tertulisnya, Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius mengatakan, KGBio akan melakukan riset pengembangan obat biologi inovatif terbaru yang dipatenkan. Obat paten itu akan diproduksi di Indonesia dan dipasarkan di ASEAN, Timur Tengah, Taiwan, dan Australia. Selain itu, melalui anak perusahaannya, PT Kalbio Global Medika, Kalbe juga akan membangun pabrik obat, termasuk bahan baku obat biologi di Delta Silikon 3 Cikarang. Proyek ini diperkirakan bernilai Rp 300 miliar-Rp 400 miliar. (JOE)