BANDUNG, KOMPAS — Jumlah investor saham di Jawa Barat menjadi yang terbanyak kedua di Indonesia setelah DKI Jakarta. Artinya, provinsi ini memiliki peranan besar dalam mendorong perekonomian Indonesia melalui sektor pasar modal.
Kepala Bagian Pengawasan Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 2 Jawa Barat Tjandra Nyata mengatakan, berdasarkan data dari OJK sampai dengan Juni 2017, jumlah investor saham di Jawa Barat mencapai 156.901 orang. Jumlah tersebut setara dengan 17,08 persen investor saham seluruh Indonesia yang mencapai 586.450 orang.
”Jumlah ini terbesar kedua setelah DKI Jakarta. Artinya, Jawa Barat punya peranan cukup besar dalam dunia pasar modal di Indonesia,” ujar Tjandra saat memberikan sambutan pada acara Public Expose Marathon 10 Kota di Universitas Katolik Parahyangan, Kota Bandung, Selasa (15/8).
Dengan kontribusi jumlah investor saham tertinggi kedua di Indonesia itu, artinya Jawa Barat bisa turut mendorong penguatan struktur perekonomian dari pasar modal. Semakin banyak orang yang memercayakan uangnya untuk diinvestasikan di pasar modal, semakin kokoh juga fundamental perekonomian pasar modal dari pengaruh sentimen global. Sebab, pasar modal Indonesia akan diisi oleh investor dalam negeri, bukan investor asing yang lebih rentan memindahkan dananya dari Indonesia karena berbagai pengaruh sentimen global.
Meski demikian, jumlah investor saham di Jawa Barat itu baru 0,33 persen dari total jumlah penduduk Jawa Barat yang menurut Badan Pusat Statistik pada 2016 mencapai 47,37 juta orang. Artinya, masih banyak sekali warga Jawa Barat yang belum menjadi investor saham.
Padahal, menurut data BPS, angka produk domestik bruto (PDB) per kapita atas harga berlaku Jawa Barat pada 2016 mengalami peningkatan 8,4 persen dibandingkan dengan 2015.
”Artinya terdapat peningkatan kesejahteraan penduduk Jawa Barat. Ini berarti potensi besar untuk peningkatan peluang investasi khususnya di jasa keuangan, seperti pasar modal,” ujar Tjandra.
Manajer Pengembangan Investor PT Bursa Efek Indonesia I Gusti Agung Alit mengatakan, untuk meningkatkan jumlah investor, OJK bersama PT Bursa Efek Indonesia rutin menggelar paparan publik ke kota-kota besar. Mereka juga menggelar acara di kampus untuk menjaring investor muda dari kalangan mahasiswa.