Agen Perjalanan Masih Tetap Diminati
JAKARTA, KOMPAS — Walaupun perkembangan teknologi memudahkan pemesanan tiket dan perencanaan wisata, jumlah konsumen di beberapa agen perjalanan masih terus bertambah. Hal ini disebabkan masih adanya pangsa pasar konsumen yang menginginkan kemudahan saat hendak bepergian.
Peningkatan dialami Dwidayatour, salah satu agen perjalanan di Indonesia. Jumlah wisatawan sampai pertengahan tahun ini sudah meningkat, yaitu sekitar 3.000 orang dari jumlah tahun lalu yang sekitar 2.500 orang. Dari total jumlah tersebut, 60 persen bepergian ke mancanegara dan 40 persen berwisata domestik.
Jumlah konsumen Astrindo Travel Services juga meningkat. Tahun 2016, ada 81 perjalanan kelompok perusahaan yang diatur Astrindo. Dari total tersebut, 30 adalah perjalanan domestik dan 51 adalah perjalanan internasional. Jumlah itu melonjak tahun 2017.
Sampai pertengahan tahun 2017 saja sudah ada total 255 perjalanan yang terlaksana. Perjalanan domestik sejumlah 124 dan perjalanan luar internasional sejumlah 131. Rata-rata lama mereka berwisata 5-9 hari. Pada saat high season, lebih banyak orang yang mengambil paket lebih lama seperti dua minggu.
Peningkatan itu, menurut Yanty Wijaya, Marketing Communication Manager Dwidayatour, disebabkan maraknya penggunaan media sosial. Orang-orang menjadi berlomba-lomba untuk memamerkan foto perjalanan mereka di internet. Menurut Stanly Stefanus, MICE Manager Astrindo Travel Services, selain efek media sosial, ada juga beberapa acara televisi dan film yang membuat masyarakat tertarik untuk bepergian. Pemerintah juga sedang gencar mempromosikan tujuan-tujuan wisata baru.
Sampai pertengahan tahun 2017 saja sudah ada total 255 perjalanan yang terlaksana. Perjalanan domestik sejumlah 124 dan perjalanan luar internasional sejumlah 131. Rata-rata lama mereka berwisata 5-9 hari. Pada saat high season, lebih banyak orang yang mengambil paket lebih lama seperti dua minggu.
Astrindo Travel Services lebih mengutamakan diri pada pangsa pasar perusahaan untuk bersaing dengan agen perjalanan lain. Bagian Meeting, Incentive, Convention, Exhibition (MICE) menjadi andalan perusahaan tersebut. Bagian itu mengurusi wisata dan acara pertemuan kelompok korporat.
Astrindo tidak menampik adanya ancaman aplikasi pemesanan tiket dan hotel daring. Menurut Stanly Stefanus, meskipun pemesanan tiket dan tur secara individual masih banyak, klien yang datang menjadi tidak tentu.
”Selain sekarang ada lebih banyak saingan, kami juga harus menghadapi perkembangan di internet. Sekarang orang bisa merencanakan perjalanan dan memesan tiket dan hotel sendiri. Kelebihannya, mereka tidak perlu repot datang ke biro wisata. Kekurangannya, mereka tidak punya konsultan seperti kami. Kami memberikan layanan yang tidak bisa mereka berikan,” ujar Stanly Stefanus, MICE Manager Astrindo Travel Services.
Oleh karena itu, menurut Stanly, kini Astrindo lebih mengutamakan diri melayani incentive tour atau korporat yang lebih menguntungkan. Keuntungan itu adalah kepastian jumlah peserta yang bisa terdiri dari 100 sampai 300 orang, kepastian keberangkatan, dan adanya sistem kerja sama sehingga mereka memiliki klien tetap.
Sementara itu, Dwidayatour menganggap tantangan baru pemesanan tiket daring itu belum berpengaruh pada mereka karena pangsa pasarnya berbeda. Dwidayatour lebih menyasar orang-orang yang menginginkan kemudahan saat berwisata. Mereka sudah mengatur tiket pesawat, akomodasi hotel, jadwal perjalanan, dan pemandu wisata.
”Yang membedakan kami dengan layanan daring itu adalah kami juga menjual tiket first class selain ekonomi dan bisnis. Selain itu, kami juga memberikan layanan tur, serta pembuatan visa dan paspor,” kata Yanty Wijaya
Destinasi favorit
Menurut Yanty, pada high season seperti Juli dan Desember, lebih banyak orang yang berwisata ke luar negeri, sedangkan pada low season lebih banyak yang berwisata di dalam negeri. Hal itu terjadi karena peminat pada high season didominasi oleh keluarga, yang biasanya menunggu liburan sekolah sehingga jumlah wisatawan lebih banyak. Pada low season, kebanyakan peminat adalah karyawan atau pengusaha untuk perjalanan bisnis dan pasangan yang berbulan madu.
Asia menjadi tempat tujuan favorit para pelancong dalam negeri. Jepang, China, kemudian disusul negara-negara Eropa, seperti Perancis dan Belanda. Jepang dan China dipilih karena ingin melihat pemandangan alam dan budayanya, sedangkan Eropa dipilih karena arsitektur dan tempat berbelanja. Di Astrindo, Korea Selatan menjadi favorit kedua karena rasa penasaran orang setelah melihat serial drama Korea.
Salah satu wisatawan yang berminat mengikuti tur wisata ke mancanegara adalah Erika (57). Erika memilih China sebagai tujuan wisata karena sebelumnya belum pernah ke sana. Pada Jumat (11/8), dia sedang mengurus visa di Dwidayatour untuk berwisata ke China pada September selama sepuluh hari. ”Tujuannya untuk merayakan ulang tahun suami saya saja,” ujar Erika.
Tujuan wisata di dalam negeri sendiri juga mengalami peningkatan. Bali dan Yogyakarta masih menjadi tujuan favorit. Namun, ada beberapa tujuan wisata yang mulai diminati seperti Pulau Komodo, Belitung, Wakatobi, dan Raja Ampat. ”Kami selalu ikut sosialisasi dari pemerintah tentang daerah-daerah tujuan wisata baru. Kami juga ikut mendukung itu dengan menawarkan tur ke tempat-tempat itu,” ujar Stanly.
Wisatawan mancanegara
Menurut data BPS, jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia pada Juni 2017 sebesar 1,13 juta. Jumlah itu naik 31,61 persen dibanding kunjungan pada Juni 2016, yaitu 857.650.
Astrindo Travel Services dan Dwidayatour juga mengurusi wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia. Astrindo mendapat dua atau tiga klien perusahaan dari Singapura setiap tahunnya. Sementara itu, Dwidayatour melayani 2.500 klien mancanegara pada tahun 2016.
Kumar (29), wisatawan dari India, mengatakan, dirinya berwisata di Indonesia selama tujuh hari untuk mengisi liburan. Saat ditemui di kantor Dwidayatour di Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat, ia sedang mengatur jadwal perjalanannya. ”Saya berwisata ke Jakarta dan Bali. Saya tertarik dengan Indonesia karena merasa penasaran dengan budaya dan makanannya,” ucap Kumar. (DD02)