JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Badan Penelitian dan Pengembangan berhasil mengembangkan pemanfaatan limbah plastik sebagai campuran aspal. Setelah cukup lama melakukan penelitian, pada hari Sabtu (29/7) telah dilaksanakan uji coba menggelar aspal plastik sepanjang 700 meter yang bertempat di Universitas Udayana, Bali.
Dalam siaran pers Kementerian PUPR yang diterima Kompas, Senin (31/7), Kepala Balitbang Kementerian PUPR Danis Hidayat Sumadilaga mengatakan, pemanfaatan limbah plastik sebagai aspal merupakan salah satu solusi bagi permasalahan sampah plastik. Hal ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo pada saat pertemuan G-20 telah menyampaikan komitmen Indonesia untuk mengurangi sampah plastik laut sebesar 70 persen hingga tahun 2025.
”Setiap 1 kilometer jalan dengan lebar 7 meter membutuhkan campuran limbah plastik sebanyak 2,5 ton hingga 5 ton. Jadi bisa dibayangkan apabila hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan di Indonesia yang memiliki jalan ribuan kilometer,” tutur Danis yang ditemui di lokasi pengujian.
Jumlah sampah plastik di Indonesia tahun 2019 mencapai 9,52 juta ton atau 14 persen dari total sampah yang ada. Dengan estimasi plastik yang digunakan 2,5-5 ton per kilometer jalan, limbah plastik dapat menyumbang kebutuhan jalan sepanjang 190.000 kilometer.
Selain itu, aspal yang dihasilkan juga lebih lengket jika dibandingkan dengan aspal yang tidak menggunakan plastik sebagai campuran. Artinya, kata Danis, stabilitas aspal dan ketahanannya lebih baik. ”Stabilitasnya meningkat 40 persen. Ini menjadikan kinerja lebih baik lagi,” katanya.
Setelah berhasil diuji coba di Universitas Udayana, selanjutnya pemanfaatan limbah plastik untuk aspal juga akan dilaksanakan pada jalan nasional di Jakarta, Bekasi, dan Surabaya pada pertengahan Agustus 2017. Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI (DKI Jakarta dan Jabar) dan BBPJN VII (Jawa Timur) saat ini tengah melakukan persiapan sehingga dapat segera dimulai.
Pemanfaatan limbah plastik sebagai aspal merupakan buah kerja sama antara Kementerian PUPR dan Kementerian Koordinator Kemaritiman. Dalam kaitan ini, Deputi Bidang Koordinasi SDM, Iptek, dan Budaya Maritim Kemenko Kemaritiman Safri Burhanuddin mengatakan, untuk menyuplai kebutuhan limbah plastik sebagai aspal, pihaknya telah berkoordinasi dengan Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (Adupi) di 16 kota besar yang akan mengumpulkan dan memilah sampah.
”Dalam upaya pengurangan sampah ini, tahapan awalnya adalah melakukan edukasi kepada masyarakat. Setelah terkumpul, kami minta dukungan tim Kementerian PUPR. Pemanfaatan limbah plastik untuk aspal ini diharapkan dapat menjadi solusi yang tepat terhadap permasalahan sampah di Indonesia,” tutur Safri.
Adapun mengenai pemilihan Universitas Udayana sebagai lokasi uji coba pertama, Safri mengungkapkan, lokasi tersebut akan dijadikan sebagai showcase pada Forum Pertemuan Tahunan Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional tahun 2018 terkait dengan solusi masalah limbah plastik.
Wakil Dekan Fakultas Teknik Universitas Udayana Ngakan Putu Sueca mengatakan, pemilihan kampus Universitas Udayana sebagai laboratorium penelitian mahasiswanya merupakan hal yang positif. Diharapkan mahasiswa dapat mengambil kesempatan untuk belajar dan mengembangkan teknologinya.
”Ini merupakan sebuah wujud kerja sama yang baik antara peneliti, akademisi, dan praktisi dalam mencari solusi masalah limbah plastik,” tutur Sueca.
Turut hadir pada kesempatan tersebut Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan Deded Permadi, Sekretaris Balitbang Herry Vaza, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebijakan dan Penerapan Teknologi Rezeki Peranginangin, Kepala BBPJN VI Atyanto Busono, serta Kepala BBPJN VIII I Ketut Dhamawahana.