logo Kompas.id
EkonomiPertamina Pasok Gas ke...
Iklan

Pertamina Pasok Gas ke Indonesia Bagian Timur

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — PT Pertagas Niaga mulai memasok gas alam cair untuk kebutuhan industri dan pembangkit listrik di Ambon, Maluku. Pasokan yang dimulai sejak pekan kedua Juli 2017 itu adalah yang pertama dilakukan di wilayah Indonesia bagian timur. Gas alam cair dibutuhkan untuk wilayah-wilayah terpencil di Indonesia. Dalam keterangan resmi, Direktur Utama PT Pertagas Niaga Linda Sunarti, Senin (17/7), menyatakan, pasokan gas alam cair (LNG) yang pertama di wilayah Ambon itu untuk pembangkit generator yang dioperasikan pusat perbelanjaan di kota tersebut. LNG disimpan di dalam tangki dengan kapasitas 1.600 juta British thermal unit (MMBTU) untuk dikirim ke Ambon. "Pengiriman ini sebagai upaya pemerataan distribusi energi di wilayah Indonesia. Apabila respons pasar positif, kami akan memperluas pasokan LNG ke wilayah lain di Indonesia bagian timur," kata Linda.LNG tersebut dipasok dari Lapangan Bangka yang berada di Bontang, Kalimantan Timur, yang dioperasikan Chevron lewat proyek laut dalam. Pertagas Niaga bekerja sama dengan PT Aico Energi untuk mengirim LNG dari Pelabuhan Kariangau di Balikpapan menuju Pelabuhan Yos Sudarso di Ambon. LNG diangkut dengan kapal General Cargo Meratus.Stakeholders Relation Manager Pertagas Niaga Ratna Dumila menambahkan, sebelumnya perusahaan juga memasok LNG ke wilayah Kalimantan Timur dan Sumatera Utara. Umumnya, LNG tersebut untuk memenuhi kebutuhan industri dan pembangkit listrik yang belum memiliki fasilitas jaringan pipa gas. Pertagas Niaga juga memasok LNG di wilayah Jawa dan Bali. "Volume LNG yang dipasok Pertagas Niaga angkanya fluktuatif," ujar Ratna.PT Pertagas Niaga merupakan anak perusahaan PT Pertamina Gas yang bergerak dalam bidang niaga gas melalui jaringan gas pipa, gas alam terkompresi (CNG), LNG, dan pengelolaan jaringan gas kota (city gas). Pasokan gas Pertagas Niaga didapat dari PT Pertamina EP, PT Pertamina Hulu Energi, dan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) lainnya yang ada di Indonesia.Pembangkit listrikDalam acara Gas Indonesia Summit 2017 yang berlangsung pekan lalu di Jakarta, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja mengatakan, sebagian besar gas untuk kebutuhan dalam negeri dimanfaatkan sebagai sumber tenaga pembangkit listrik dan industri. Konsumsi gas di dalam negeri mencapai 3.997 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). "Gas yang diekspor mencapai 2.860 MMSCD yang berupa gas pipa ataupun LNG," ujar Wiratmaja.Berdasarkan Neraca Gas Bumi Indonesia, kata Wiratmaja, Indonesia mengalami penambahan produksi gas karena dari Lapangan Jangkrik, Blok Muara Bakau di lepas pantai Kalimantan Timur, yang produksi semula 450 MMSCFD dapat ditingkatkan menjadi 600 MMSCFD. Dengan segera beroperasinya Tangguh Train 3 di Papua dan Blok Masela di Maluku, rencana impor LNG yang diperkirakan tahun 2019 dapat ditunda. (APO)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000