Penumpang Bus Meningkat di Terminal Kampung Rambutan
Oleh
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Arus mudik dan arus balik ke Jakarta meningkat di terminal Kampung Rambutan dibanding tahun lalu. Sebagian kenaikan disebabkan oleh penutupan terminal-terminal bayangan di Jakarta. Selain itu, pelayanan di terminal juga diperbaiki.
Menurut data dari otoritas terminal bus Kampung Rambutan, jumlah penumpang arus mudik dari 15 Juni hingga 26 Juni (H-10 hingga hari H lebaran) meningkat 85,93 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, dengan jumlah total penumpang yang berangkat sebanyak 66.346 orang pada tahun 2016 dan 123.360 orang tahun 2017.
Jumlah penumpang arus balik ke Terminal Kampung Rambutan juga diperkirakan meningkat. Tahun lalu, ada 364.117 penumpang yang tiba di terminal dari hari H Idul Fitri hingga H+15. Tahun ini, 161.053 penumpang tiba di Terminal Kampung Rambutan dari hari H hingga H+5.
Menurut Bambang, Komandan Regu Terminal AKAP Kampung Rambutan, penutupan dan relokasi terminal-terminal bayangan di Jakarta ke terminal bus terpadu Pulogebang, merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kenaikan jumlah penumpang di Kampung Rambutan. Bambang berpendapat, meskipun pemerintah telah menambahkan lima terminal bantuan khusus untuk arus mudik Lebaran, sayangnya layanan ini kurang diakses masyarakat karena pada dasarnya mereka mengira terminal-terminal itu telah ditutup.
Puncak jumlah penumpang yang tiba Kampung Rambutan diprediksi dapat berlangsung sampai hari ini (2/7) karena kemacetan di Tol Cipali, Cikampek, dan Cikarang. Kemacetan ini bisa menyebabkan jam kedatangan bus telat hingga 5 jam.
Bambang menambahkan, kenaikan jumlah penumpang dapat menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap layanan bus AKAP. Selain harga tiketnya yang terjangkau (sekitar Rp 1.400 per kilometer untuk tiket ekonomi dan Rp 1.600 per kilometer untuk tiket eksekutif), pengawasan armada juga ditingkatkan. Kondisi bus dan pengemudi diperiksa untuk memastikan keamanan penumpang.
”Saya lebih sering naik kereta api, tetapi tiketnya sulit diperoleh di saat-saat terakhir. Dalam kondisi seperti ini, bus merupakan pilihan angkutan yang paling memungkinkan, meskipun harganya sudah naik,” kata Karim, penumpang dari Surabaya.
Selain pengawasan kendaraan dan pengemudi, ada juga pos kesehatan yang dibuka sejak 23 Juni. Pengemudi dan penumpang dapat beristirahat dan memeriksa kesehatan. Disediakan juga ruang khusus menyusui.
Pendatang baru
Bersamaan dengan arus balik, banyak warga pendatang baru yang mencoba mengadu nasib di Jakarta dan sekitarnya.
”Saya datang ke Jakarta karena diajak saudara saya. Di kampung saya bekerja serabutan, jadi penghasilan pun tidak tetap. Saudara saya mengajak untuk ke Jakarta, katanya ada lowongan juga di tempat kerjanya. Jadi saya putuskan untuk ke Jakarta,” kata Sopian, pendatang baru asal Ciamis yang ditemui di Terminal Kampung Rambutan.
Menurut Sopian, ia akan dipekerjakan di bengkel motor milik saudaranya di Jakarta Timur. Ia pernah bekerja di salah satu bengkel di Bandung, sehingga sudah punya modal keterampilan untuk bekerja di bengkel nanti.
Yati, pendatang baru asal Solo, Jawa Tengah juga mengatakan datang ke Jakarta untuk berusaha. Ia diajak temannya mengelola usaha warung makan di daerah Jakarta Pusat. Jika modalnya sudah cukup, ia berniat akan membuka warung sendiri.
Pihak Dishub tidak bisa menyebutkan secara pasti jumlah pendatang baru selama Lebaran 2017 ini karena hal tersebut menjadi tanggung jawab Dinas Kependudukan Provinsi DKI Jakarta. Hanya saja, berdasarkan jumlah penumpang pada arus mudik dan arus balik, faktanya adalah jumlah penumpang arus balik selalu lebih besar dibandingkan penumpang arus mudik.