JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah melalui Badan Karantina Pertanian membuka Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, sebagai pintu baru bawang putih dari luar negeri. Selama ini, bawang putih impor hanya diperbolehkan masuk melalui Pelabuhan Belawan, Medan, Sumatera Utara, dan Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur.
Kepala Badan Karantina Pertanian Banun Harpini di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Kamis (8/6/2017), menyatakan, ada sejumlah pertimbangan membuka Tanjung Priok sebagai pintu bawang putih, terutama karena Tanjung Perak dinilai kelebihan beban. Selain itu, penambahan fasilitas di Tanjung Priok dianggap memadai dengan fungsi tambahan tersebut.
”Khusus di Tanjung Perak, ada kenaikan 67 persen jumlah bawang putih yang masuk selama Januai-5 Juni 2017 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Jumlah ini signifikan. Kami mempertimbangkan kecepatan laboratorium terhadap lonjakan itu,” kata Banun.
Menurut Banun, Badan Karantina Pertanian (BKP) telah meminta pendapat ahli, mengecek risiko hama penyakit, memastikan bagaimana penanganannya jika ditemukan risiko, serta memecah menyebarnya risiko. BKP bekerja sama dengan lembaga lain, termasuk Satuan Tugas Pangan, terkait keputusan membuka pintu baru bagi bawang putih impor.
Sepanjang tahun lalu, berdasarkan catatan BKP, jumlah bawang putih yang masuk ke Indonesia mencapai 321.968 ton. Sementara selama Januari hingga 5 Juni 2017, bawang putih impor yang masuk mencapai 171.393 ton, turun 257 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. ”Kami belum tahu kenapa (turun) sebesar itu,” ujarnya.
Selama ini, Tanjung Perak menjadi pintu utama bagi impor bawang putih. Menurut Ketua Asosiasi Pengusaha Bawang Putih Indonesia Pieko Njoto Setiadi, selain memenuhi kebutuhan di Pulau Jawa, Surabaya menjadi pilihan akses bagi importir karena sebagian bawang putih akan dikirim ke pulau-pulau lain di Indonesia bagian timur.
Pembukaan akses Tanjung Priok diharapkan mengurangi ongkos distribusi dan menekan harga jual bawang putih di wilayah Jabodetabek. Selama ini, bawang putih yang umumnya diimpor dari China, India, atau Vietnam masuk ke Indonesia melalui Surabaya lalu diangkut ke kota-kota di Pulau Jawa dengan truk melalui jalur darat.