JAKARTA, KOMPAS — Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, kehadiran program tol laut Presiden Joko Widodo mendorong perdagangan antarpulau di Saumlaki, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku. Sebelumnya, masyarakat di Saumlaki tidak mengerti ada perdagangan antarpulau karena masyarakat menilai perdagangan antarpulau itu mahal dan terlalu jauh.
”Jadi, keberadaan tol laut ini, selain bisa menurunkan disparitas harga di daerah terpencil dan terluar, juga bisa mendorong masyarakat menjadi kreatif dan memiliki suatu usaha baru bagi masyarakat yang bernilai ekonomi,” kata Budi Karya, dalam siaran persnya, Senin (8/5).
”Di Saumlaki, begitu ada kapal tol laut masuk seperti berkah yang luar biasa bagi mereka. Ketika kapal masuk membawa kebutuhan pokok, bakal ada potensi untuk mengembalikan (muatan) dari sana menuju Pulau Jawa dan pulau lain,” kata Budi Karya Sumadi yang melakukan kunjungan kerja ke Ternate, Senin (8/5).
Sebelumnya, Minggu (7/5), seusai meninjau Pelabuhan Tual, Provinsi Maluku, Budi Karya mengatakan, Tual memiliki probabilitas yang tinggi untuk menjadi sentra perdagangan ikan di Indonesia Timur. Dia berharap hasil perikanan dari Tual ini bisa langsung dibawa ke Kota Darwin, Australia.
”Probabilitas Tual menjadi sentra perdagangan ikan itu lebih tinggi, bukan tidak mungkin kita akan subsidi kapal apakah itu dari Saumlaki atau Tual langsung ke Darwin. Jadi, ikan-ikan yang mahal bisa langsung dibawa ke sana, saya sudah bicarakan ini dengan Ibu Susi (Menteri Kelautan dan Perikanan). Konsepnya adalah trade follow the ship,” ujar Menhub.
Budi Karya menyebut akan membawa wacana ini dalam kesempatan rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo, selanjutnya untuk lebih mendorong program tol laut. Dia mengatakan telah meminta swasta untuk membangun ”Rumah Kita”.
Menhub berpendapat, jika dikerjakan dengan serius, bukan tidak mungkin Rumah Kita ini bisa menjadi bisnis baru yang menguntungkan swasta dan masyarakat.
Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan pada tahun ini fokus membangun Indonesia timur. Terdapat dua program untuk membangun Indonesia Timur, yaitu tol laut dan tol udara.
”Sekarang ini ada beberapa program, program tol laut kira-kira Rp 300 miliar-400 miliar pada tahun ini, tol udara kira-kira Rp 100 miliar-200 miliar, fokusnya Indonesia timur, Indonesia barat itu sedikit, cuma ke Natuna sama ke Mentawai,” pungkasnya.