logo Kompas.id
EkonomiPerbankan Menghadapi Tantangan...
Iklan

Perbankan Menghadapi Tantangan Likuiditas

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Pemulihan kinerja perbankan, termasuk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, yang tecermin dari pertumbuhan laba dan penyaluran kredit terus berlanjut. Namun, ke depan, pengetatan likuiditas akan menjadi tantangan, terutama setelah program pengampunan pajak berakhir.Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kartika Wirjoatmodjo dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (25/4), mengatakan, pada triwulan I-2017, Bank Mandiri membukukan laba bersih Rp 4,1 triliun, naik 6,9 persen dalam setahun. Penyaluran kredit Bank Mandiri tumbuh 14,2 persen menjadi Rp 656,2 triliun dibandingkan periode sama tahun lalu.Rasio kredit bermasalah (NPL) Bank Mandiri telah mencapai puncaknya pada triwulan I-2017 dengan NPL gross 3,89 persen, naik 80 poin dibandingkan triwulan IV-2016. "Kami yakin, pada triwulan selanjutnya, NPL turun. Ke depan, tantangan kami dan industri perbankan adalah likuiditas," ujarnya.Menurut Kartika, bank tidak lagi ditopang pendapatan dari pengampunan pajak. Di sisi lain, pada saat Ramadhan dan Lebaran, masyarakat akan banyak menarik tabungan.Bank juga harus menyalurkan kredit, termasuk pembiayaan untuk pembangunan infrastruktur. Serapan likuiditas akan semakin terasa pada triwulan III dan IV tahun ini ketika pertumbuhan kredit mencapai 11-12 persen.Rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat, Fed Fund Rate (FFR), juga akan berpengaruh terhadap likuiditas. Jika FFR naik tiga kali pada tahun ini, aliran dana keluar akan terjadi.Berdasarkan data Bank Mandiri, total dana pihak ketiga (DPK) Bank Mandiri pada triwulan I-2017 adalah Rp 731,1 triliun atau meningkat 11,6 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. DPK ditopang dana murah dari tabungan dan giro Rp 465,6 triliun, meningkat 14,5 triliun dari periode sama tahun lalu. "Rasio pembiayaan terhadap simpanan (LDR) sudah 89,52 persen. Kami perkirakan LDR hingga akhir tahun berada di level 90-91 persen, sementara LDR industri perbankan bisa mencapai 93 persen," kata Kartika.Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Royke Tumilaar mengemukakan, pihaknya terus berkomitmen membiayai proyek pembangunan infrastruktur. Total pembiayaan infrastruktur oleh Bank Mandiri hingga Maret lalu Rp 202,8 triliun, meningkat 28 persen selama setahun. Adapun total outstanding pembiayaan infrastruktur hingga Maret Rp 118,7 triliun, meningkat 26,6 persen selama setahun. Modal meningkatModal inti PT Bank CIMB Niaga Tbk per Maret 2017 tercatat sebesar Rp 32 triliun. Dengan demikian, CIMB Niaga masuk kategori bank umum kegiatan usaha (BUKU) IV, yakni bank dengan modal inti di atas Rp 30 triliun. Ada empat bank yang lebih dulu termasuk dalam BUKU IV, yakni Bank Mandiri, BRI, BNI, dan BCA.Presiden Direktur CIMB Niaga Tigor M Siahaan dalam konferensi pers seusai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) CIMB Niaga di Jakarta, Selasa, mengemukakan, peningkatan modal bank mendorong kepercayaan masyarakat. Saat ini, tren masyarakat terus berubah, yakni melek teknologi dan digital. Hampir 90 persen transaksi nasabah CIMB Niaga sudah dilakukan di luar cabang. "Kami akan dorong investasi modal dan sumber daya serta fokus pada platform digital dan pengembangan teknologi untuk menjangkau masyarakat lebih besar. Peluang sangat besar di Indonesia dan dengan strategi kami bisa memaksimalkan posisi kami di BUKU IV," katanya.RUPST CIMB Niaga memutuskan tidak melakukan pembagian dividen untuk tahun buku 2016 senilai Rp 2,08 triliun. RUPST menyetujui penetapan penggunaan laba bersih CIMB Niaga tahun buku 2016 untuk membiayai kegiatan usaha perseroan.Direktur Strategi dan Keuangan CIMB Niaga Wan Razly menuturkan, belanja modal tahun ini sebesar Rp 2 triliun. Sebanyak 60 persen difokuskan pada pengembangan teknologi informasi dan teknologi digital. (HEN/LKT)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000